“Dalam hidup, kita memang selalu dipertemukan dengan sesuatu yang kita cari.”
-Buya Hamka
.
Alkisah menceritakan, ada seorang pemuda yang baru saja pulang dari Mekkah. Beliau mengadu tentang apa saja yang dilihatnya ketika berada di sana kepada Buya Hamka.
Pemuda: “Wahai Buya, ternyata di kota Mekkah terdapat banyak sekali pelacur, padahal Mekkah adalah tanah haram.”
Buya: “Benarkah? Aku baru saja pulang dari Los Angeles, tapi aku tidak menemukan 1 pelacur pun di sana.”
Pemuda: “Ah, mana mungkin tidak ada pelacur di sana, sementara di Mekkah saja banyak kutemui pelacur.”
Buya: “Dalam hidup, kita memang dipertemukan oleh apa-apa yang kita cari. Sejauh apa pun kau melangkah, jika yang kita cari adalah keburukan, maka itulah yang kita temukan. Jika kita bepergian, sekalipun di tempat yang penuh dengan kemaksiatan, namun yang kita cari adalah kebaikan, maka itulah yang akan kita temukan.”
. . .
Kita baru saja mendapatkan pelajaran berharga dari kisah singkat yang diceritakan di atas. Seperti yang dikatakan oleh sahabat Rasulullah Saw.
Ustman bin Affan Ra, beliau berkata: “Di antara pendosa yang paling buruk adalah dia yang meluangkan waktunya untuk membahas kesalahan orang lain.”
Bukan hanya itu, sebagai muslim kita dianjurkan untuk senantiasa berpikir positif dalam segala hal, sebagaimana telah diterangkan dalam sebuah hadist:
Dari Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata, “Apabila sampai kepadamu dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia sebuah udzur sampai 70 udzur. Bila kamu tidak mendapatkan udzur, maka katakanlah, “Barangkali ia mempunyai udzur yang aku tidak ketahui.”
(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 8344).
Berikan 1000 alasan baik untuk menyelamatkan pikiran kita dari hal-hal negatif. Jangan biarkan pikiran negatif mengganggu kesehatan akal kita, karena orang yang selalu suudzon terhadap saudaranya adalah golongan orang-orang yang munafik.
Na’udzubillah. . .
Semoga kita tidak tergolong dalam orang-orang munafik. Aamiin.