Skip to main content

“Beribadah kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi)

Eits . . .

‘Semampumu’ dalam kutipan di atas bukan bermakna ‘seadanya’ ya. Justru sebaliknya, kita harus mengerahkan seluruh tenaga dan waktu sebagai bentuk syukur kita terhadap kesehatan dan kesempatan yang Allah berikan untuk meningkat ketaatan kepada-Nya

Dari kutipan di atas kita tahu bahwa ibadah yang paling Allah cintai adalah membaca Al-Quran. Pertanyaannya, sudahkah kita berusaha taat ‘semampu’ kita dalam membaca Al-Quran? Apakah sudah meluangkan waktu khusus atau masih menunggu waktu luang?

Membentuk kebiasaan memang butuh waktu. Begitupun menanam kecintaan terhadap ibadah yang kita kerjakan. Salah satu cara untuk melecut semangat kita dalam membaca Al-Quran adalah dengan mengetahui fadhilah atau keutamaan dari surah atau ayat yang kita baca.

Kali ini, kita akan berkenalan dengan surah As-Sajdah.

Surah yang berarti ‘sujud’ ini ada di urutan ke-32 berdasarkan susunan mushaf. Surah As-Sajdah adalah surah ke-18 dari 29 surah yang dimulai dengan huruf muqattha’ah dan surah terakhir dari 6 surah yang diawali dengan alif lam mim. Berdasarkan tempat turunnya, surah ini tergolong surah makkiyah. Surah ini disebut sebagai surah As-Sajdah karena ayat ke-15 dalam surah ini adalah satu dari 15 ayat sajdah dimana orang yang membaca atau mendengarkannya harus sujud.

Fadhilah 1: Dibaca Nabi ketika shalat Subuh

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الجُمُعَةِ فِي صَلاَةِ الفَجْرِ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ، وَهَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ»

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jum’at dalam shalat Fajar (Shubuh) biasa membaca Alif  Lâm Mîm Tanzîl as-Sajdah dan Hal ata ‘alal insâni hînum minad dahri.” (HR. Al-Bukhâri, no. 891 dan 1068)

Surah As-Sajdah berjumlah 30 ayat dan surah Al-Insan berjumlah 31 ayat. Selain menggambarkan betapa syahdunya shalat Subuh bersama Nabi dengan total 61 ayat yang dibaca, hadits ini adalah tamparan untuk kita yang mempercepat shalat Subuh karena masih mengantuk.

Astaghfirullah . . . 

Fadhilah 2: Dibaca Nabi sebelum tidur

عن جابر رضي اللّه عنه قال : كان النبي صلّى اللّه عليه وسلّم لا ينام حتى يقرأ الم تَنْزِيلُ السجدة ، وتَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ [الملك 67/ 1]. ورواه الإمام أحمد.

Dari Jabir r.a., ia berkata, “Nabi saw. tidak akan tidur sampai beliau membaca Alif Lam Mim Tanzil As-Sajdah dan Tabarakalladzi biyadihil mulku (Al-Mulk/67: 1). (HR. Ahmad)

Tidur sendiri merupakan simulasi kematian. Jika kita mengidam-idamkan kematian yang baik atau husnul khatimah, maka belajarlah mempersiapkan kematian dari kebiasaan sebelum tidur.

Catatan:

Ketika membaca ayat ke-15, disunnahkan untuk sujud dan membaca:

سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

“Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya, yang membentuknya, dan yang memberi pendengaran dan penglihatan, Maha berkah Allah sebaik-baiknya pencipta,” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Dari dua waktu tersebut, Sahabat Maffaz tidak harus menerapkan keduanya. Pilih salah satu saja yang dirasa mudah untuk dikerjakan dan waktunya memungkinkan. Sebab, sebaik-baiknya amal bukan yang bayak, melainkan yang sedikit namun konsisten. (07/01/22)

One Comment

Leave a Reply