Dilansir dari NU Online, karena tidak terlihatnya hilal, 1 Rajab ditetapkan jatuh pada Kamis, 3 Februari 2022. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hadits-hadits puasa Rajab masih hangat diperdebatkan.
Sejak kemarin penulis melihat begitu banyak postingan tentang derajat hadits puasa di bulan Rajab yang derajatnya lemah hingga palsu. Sayangnya, narasi yang diangkat seolah mengharamkan puasa di bulan Rajab.
Mengutip penjelasan Ustadz Adi Hidayat di kanal Yt Afterlife Fighters, ada dua kesalahpahaman masyarakat mengenai keutamaan Rajab.
Pertama, kebanyakan orang tidak berpuasa sama sekali bahkan menentang puasa yang dilakukan pada bulan Rajab dikarenakan banyaknya hadits palsu. Padahal puasa pada bulan Rajab termasuk meningkatkan amal shaleh yang dilipatgandakan pahalanya.
Dalam hal ini yang harus digarisbawahi adalah hadits palsunya yang salah bukan puasanya. Adapun sebab adanya hadits palsu adalah kekeliruan yang fatal. Niatnya adalah untuk memotivasi umat untuk memanfaatkan Rajab sebaik-baiknya, namun caranya salah. Dengan mengeluarkan hadits palsu sama saja berdusta atas nama Nabi Muhammad Saw.
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4)
Sedangkan kesalahpahaman yang kedua adalah berpuasa penuh sepanjang Rajab sehingga menyamai Ramadhan. Hal ini terjadi pada zaman sahabat, di mana Sayyidina Umar menegur para sahabat yang melakukannya dan memaksanya makan. Tujuannya agar tidak terkesan wajib bagi masyarakat awam yang cenderung meniru amalan orang-orang shalih sehingga memberatkan mereka.
Singkatnya, bulan Rajab adalah satu dari 4 bulan haram yang memiliki 2 keutamaan:
- Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
- Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Puasa sendiri adalah rahasia sukses bagi seseorang yang ingin meraih kemuliaan yang kedua. Cukup ditingkatkan puasa Sunnah Senin-Kamis atau ayyamul bidh, tanpa ada ketentuan waktu, jumlah, dan lain sebagainya.
“Dengan berpuasa hal-hal yang bersifat kemaksiatan otomatis akan dijauhi sehingga orang yang puasa semakin mendekat pada ketaatan,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Dengan berpuasa, seseorang terhindar dari maksiat yang dosanya lebih dahsyat pada bulan haram. Dan dengan menjauhi maksiat, maka seseorang semakin meningkatkan ketaatan yang pahalanya dua kali lipat pada bulan haram.
Insyaallah amal shaleh lainnya seperti shalat duha, qiyamullail dan sedekah akan mengikuti. Selain amal shaleh, rutinkan juga doa yang diajarkan Rasulullah agar umur kita dipanjangkan dan disampaikan pada bulan suci Ramadhan.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Latin: Allahumma barik lana fi rajaba wasya’bana waballighna ramadhana.
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Wallahu a’lam bishawab***