كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. As-Shaff: 3)
.
Zaman sudah berubah! Lebih dari 50% penduduk Bumi kini menggunakan media sosial. Dampaknya pun bermacam ragam, ada yang sengaja menyalahgunakan fungsinya, ada pula yang sengaja memanfaatkan kesempatan untuk berbuat kebaikan.
Seorang mukmin yang baik, selalu cerdas dalam memanfaatkan situasi dan kondisi untuk berbuat baik. Fasilitas media sosial yang telah Allah beri saat ini merupakan nikmat besar yang tak boleh kita sia-siakan, bukan?
Mulai dari peluang berbisnis, peluang belajar, peluang menjalin ukhuwah, peluang berbuat baik, peluang mengetahui segala informasi, sampai peluang berdakwah pun ada di sana.
Tapi, tidak semua bisa bijak dalam memanfaatkannya. Rintangan berdakwah di media sosial bukan lagi soal jamaah, melainkan nafsu kita yang selalu ingin terlihat baik ketika menyampaikannya.
Dari Ubay bin Ka’ab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sampaikan kabar gembira kepada umat ini dengan keluhuran, kedudukan yang tinggi (keunggulan), agama, pertolongan dan kekuasaan di muka bumi. Barangsiapa di antara mereka melakukan amal akhirat untuk dunia, maka dia tidak akan mendapatkan bagian di akhirat”. (HR Ahmad dan Hakim, Shahih, lihat Shahih Jami’ush Shaghiir, no. 2825)
Coba kita koreksi kembali, berusaha memoles kata dengan niat agar banyak yang membaca atau agar postingan kita terlihat keren? Waspada! Jangan sampai kita hanya jago dalam menyampaikan, tapi sering mengabaikan haknya untuk diamalkan.
Awal tujuan posting agar yang lain juga terinspirasi, berlomba-lomba dalam menunaikan kebaikan, lama-kelamaan secara tidak sadar malah berubah niat, berusaha memoles akun sedemikian rupa agar terlihat seperti postingan orang shalih.
Sebenarnya, kita sedang dalam berfastabiqul khairat atau berlomba-lomba menutup keburukan dengan kedok dakwah? Subhanallah. . .
Berdakwah di media sosial boleh, boleh banget malah. Hanya saja, niat kita yang salah dalam berdakwah harus senantiasa diperbaiki, agar apa yang kita sampaikan pun menjadi berkah. Berkah ilmunya, berkah pula dalam pengamalannya.
Semangat, semoga bermanfaat 🙂