“Kita tidak pernah merasa kehilangan waktu dan kesempatan untuk menghasilkan pahala. Maka 1000 tahun pun tidak akan pernah cukup bagi orang-orang yang terlena.”
-Buya Hamka
Sifat cemburu merupakan sifat yang mungkin hampir dimiliki oleh setiap manusia. Rasa cemburu ini terbagi dalam 2 kategori, ada yang cemburu pada hal yang ma’ruf, ada pula cemburu pada hal yang munkar. Begitu pula dengan cara mengatasinya, setiap orang tentu punya caranya masing-masing untuk meredakan rasa cemburunya. Ada yang bersifat positif, dan ada juga yang bersifat negatif.
Rasulullah Saw bersabda, “Ada jenis cemburu yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada pula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan.” (Sunan al Baihaqi :7/308)
Eits, mentang-mentang bahas tentang cemburu, sahabat Maffaz jangan baper dulu ya. . .
Sebagai seorang muslim yang baik, rasa cemburu sudah seharusnya ada dalam diri kita. Maka, jadilah pencemburu pada segala hal yang ma’ruf. Maksudnya gimana? Ya, cemburu pada segala hal yang baik, yaitu cemburu pada segala hal yang Allah ridhoi.
Misalnya, sahabat Maffaz cemburu melihat teman-teman yang lain bisa menghafal Al-Qur’an 30 juz, sementara kita untuk tilawah harian pun masih berat melakukannya.
Atau misalkan, sahabat Maffaz cemburu melihat teman-teman yang lain mampu istiqomah bersedekah walaupun hanya 2000 rupiah, beliau tidak pernah putus dengan amal sedekahnya, sedangkan kita sibuk check-out belanjaan yang sekiranya tidak begitu penting di aplikasi online shop.
Adakah yang seperti itu? . . .
Sahabat Maffaz, kalau benar rasa cemburu yang seperti itu sempat terbesit dalam kepala kita, maka bersyukurlah. Karena, tidak semua manusia Allah izinkan merasakan nikmatnya rasa cemburu pada hal yang ma’ruf.
Kenapa penulis bisa berkata seperti itu?
Mengingat usia dunia yang semakin tua ini, miris sekali hati rasanya melihat banyaknya anak muda yang terlena dengan dunia kebucin-bucinannya, lalai dengan dunia kebaper-baperannya, yang sibuk mencemburui kekasih yang belum jelas kehalalannya, dari pada sibuk cemburu melihat keshalihan amal teman sebayanya yang lain.
Nah sahabat Maffaz, dari pada kita cemburu pada seeorang yang keridho-annya saja mustahil kita dapatkan, lebih baik kita arahkan rasa cemburu kita pada hal-hal yang baik. Yang mana, dengan begitu semangat kita dalam beramal pun akan semakin bertambah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 148:
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.”
Semoga Allah berikan kesempatan kepada kita semua untuk senantiasa berbuat baik, dipertemukan dengan orang baik, dan diistiqomahkan dalam kebaikan. Aamiin.