Skip to main content

Setiap orang berpotensi memiliki sifat sombong. Kali ini penulis akan mengajak sahabat Maffaz membahas tentang perkara-perkara dunia yang membuat manusia jatuh dalam sifat sombong.

Ada banyak faktor yang menyebabkan manusia menjadi sombong. Bisa disebabkan karena nasab (keturunan), ada yang disebabkan karena hartanya, kecantikannya, kekuatannya, followersnya, dan beberapa faktor lainnya.

Dalam kitab Minhajul Qashidin pada bab sombong dan ujub, orang yang memiliki nasab terpandang akan merendahkan orang yang tidak bernasab sama dengannya, sekalipun orang yang direndahkan lebih bagus amal perbuatannya. Hal ini dijelaskaan secara ringkas pada lembar halaman yang ke 428.

Ibnu Abbas r.a berkata, “Seorang laki-laki berkata kepada laki-laki lain, ‘Aku lebih mulia darimu’, padahal tak seorang pun lebih mulia dari yang lain kecuali dengan taqwa, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Yang Artinya: ‘Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti’.”

Selain itu, kesombongan yang sering terjadi disebabkan karena kecantikan/ketampanan seseorang. Merendahkan orang lain, menyingkap aib, sampai menjadi bahan untuk mengghibah. Na’udzubillah.

Adapun kesombongan yang disebabkan karena pendukung dan pengikut biasanya terjadi diantara para raja dengan saling membanggakan banyaknya bala tentara, dan diantara para ulama dengan banyaknya para murid.

Secara umum apapun yang diyakini sebagai kesempurnaan, bila ia bukan kesempurnaan dalam dirinya, maka ia mungkin dijadikan sebagai sebab untuk menyombongkan diri, sampai-sampai orang fasik menyombongkan diri dengan banyaknya minum dan berbuat dosa, karena ia menyangkanya sebagai kesempurnaan.

Wallahu a’lam bisshoab. . .

Leave a Reply