Setelah mengisi beberapa pengajian di Swiss, Ustadzah Oki Setiana Dewi beserta keluarga tidak langsung pulang ke Indonesia. Senin, 16 Mei 2022, pimpinan Pesantren Tahfidz Maskanul Huffadz ini tiba di Mesir. Tiga alumni Maskanul Huffadz yang sedang menimba ilmu di sana, Ustadzah Mia Edlina, Ustadzah Ita, dan Ustadzah Afifah, menyambut kedatangan sang guru di bandara.
Di kota para nabi tersebut, beliau menetap selama hampir sepekan. Sosok yang akrab disapa ‘umma’ oleh santrinya ini melakukan pertemuan dengan banyak masyayikh di sejumlah universitas atau lembaga. Selain silaturahmi, pertemuan demi pertemuan tersebut bertujuan untuk menjalin kerja sama. Mesir menjadi negara kedua program internasional setelah Turki yang telah berhasil memberangkatkan pesertanya pada Maret 2022 lalu.
Mengenai hadirnya Maskanul Huffadz Internasional Mesir atau MHIM sebenarnya bukan kabar baru lagi. Keinginan tersebut lahir sejak melihat banyaknya santri yang tidak hanya berminat melainkan juga berpotensi untuk melanjutkan pendidikan ke negeri seribu menara. Hal itu dibuktikan oleh sejumlah alumni Maskanul Huffadz yang berhasil mendapatkan beasiswa di Timur Tengah.
Selain itu, puluhan santri Maskanul Huffadz telah berkesempatan belajar dan mengambil sanad dari Sheikh Mahmud Abdul Aziz Ads saat beliau menjadi delegasi Al-Azhar untuk Indonesia pada tahun 2019-2021. Sejak saat itu Maskanul Huffadz menerapkan standarisasi sanad yang didukung dengan adanya sejumlah pengajar lulusan Al-Azhar yang kompeten di bidangnya.
Ustadzah Oki sendiri akan kembali lagi ke Mesir pada bulan Juni untuk belajar dan mengambil sanad. Semangat beliau dalam menuntut ilmu dan melayani umat patut diteladani baik oleh para santri maupun penggemar tokoh utama Ketika Cinta Bertasbih ini.
“Masisir (Mahasiswa Indonesia Mesir) sangat antusias menyambut kedatangan umma. Kuota talkshow bersama berliau penuh dalam hitungan menit saja,” kata Ustadzah Mia. Alumni Maffaz angkatan 9 ini menyampaikan bahwa mereka sempat survei di salah satu titik yang dinilai strategis dan kondusif. Harapannya MHIM memiliki gedung sendiri untuk peserta banin maupun banat. Untuk itu Ustadzah Oki Setiana Dewi mengajak jajaran direksi untuk terus membenahi kualitas, menjaga kekompakan dan niat dakwah yang lurus lillahi ta’ala agar Allah memberi kemudahan dalam setiap urusan.
Berada di kiblat pengetahuan dunia tentunya menjadi keunggulan dari program ini. Ikuti dan pantau Instagram @maskanulhuffadzmesir untuk mendapatkan informasi pendaftaran.***
Artikel yang menarik dan bermanfaat, terima kasih sudah berbagi