Skip to main content

Sabtu, 28 Mei 2022, menjadi hari yang penuh hikmah dan pelajaran. Setelah silaturahmi dan belajar bersama perkumpulan Indonesia Rare Disorders (IRD), sorenya seluruh santri dan pengurus Maskanul Huffadz kembali memadati Aula Gedung Maryam untuk mengikuti Talkshow Kiat-Kiat Mendapatkan Beasiswa LPDP. 

Kak Nur Hidayati, alumni LPDP 2016, menceritakan pengalaman study trip bersama Ustadzah Oki di Jerman

Kak Nur Hidayati, salah satu pembicara yang merupakan alumni beasiswa program master LPDP 2016, menjadi perantara diadakannya gelar wicara ini. Berawal dari pertemuan beliau dengan pimpinan pesantren, Ustadzah Oki Setiana Dewi, saat mengikuti study trip di Jerman selama dua pekan pada tahun 2017 silam.

Beliau dan tiga pembicara lainnya, Kak Okti Frantika, Kak Nurul Laili, dan Kak Isnaini Amirotun Hanifah, saat ini sedang persiapan tes IELTS di UI Depok. Selagi menunggu keberangkatan ke universitas luar negeri yang dituju, mereka menyempatkan untuk bersilaturahmi dan berbagi semangat dengan para santri.

“Allah selalu punya cara untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita,” ucap Kak Nurlaili ketika memperkenalkan diri. Beliau merupakan alumni Universitas Negeri Surabaya, penerima beasiswa LPDP 2021 yang akan melanjutkan pendidikan ke University of Glasgow, UK (Applied Mathematics). 

LPDP atau Lembaga Pengelola Dana Pendidikan adalah satuan kerja di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk menunaikan amanat PMK Nomor 252 Tahun 2010. Dilansir dari situs resminya, LPDP berkomitmen untuk mempersiapkan pemimpin dan profesional masa depan Indonesia melalui beasiswa dan mendorong inovasi penelitian melalui pendanaan penelitian. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, LPDP menyeleksi calon penerima dengan 3 tahap; administrasi, tes kemampuan dasar, dan wawancara. Adapun untuk persyaratannya, Kak Oktri Frantika, awardee LPDP 2021, mengatakan bahwa LPDP selalu berbenah dan persyaratannya disesuaikan dengan program yang dibuka. 

Selain jalur reguler, beasiswa LPDP juga membuka jalur afirmasi untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Salah satunya diperuntukkan untuk santri atau penghafal Al-Qur’an. Dengan persyaratan yang dimudahkan, santri dan pengurus Maskanul Huffadz berpeluang besar untuk mendapatkan beasiswa LPDP ini.

Santri ikhwan Maskanul Huffadz menyimak gelar wicara dengan saksama

“Jika kalian membantu pondok, insyaallah Allah membantu kamu,” kata alumni UNIDA, Kak Isnaini Amirotun Hanifah. Sarjana ilmu Qur’an dan tafsir ini pernah mengajar di Gontor selama 5 tahun. Mimpinya untuk kuliah di luar negeri hampir pudar. Namun dengan ridho orang tua, Allah membukakan jalan-Nya. Kak Ifah berharap agar santri Maskanul Huffadz memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Sebagaimana visinya; menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi masa depan (visioner) dan mampu berkiprah di dunia global, Maskanul Huffadz telah menjalin kerja sama dengan banyak lembaga pendidikan. Puluhan pengurus saat ini dapat melanjutkan pendidikan berkat kerja sama tersebut. Harapannya, melalui LPDP, visi tersebut semakin nyata.

Bukan hanya diberikan support finansial sejak persiapan hingga kepulangan, Kak Nur Hidayati mengaku mendapatkan banyak keberkahan sebagai awardee LPDP untuk ketiga kalinya. Di antara keberkahan menurut beliau adalah dipertemukan dengan orang-orang hebat yang tidak hanya pintar tapi memiliki dedikasi untuk bermanfaat.

Peserta gelar wicara terutama santriwati mendapatkan pelajaran berharga dari sosok Kak Nur Hidayati yang telah berkeluarga. Usia dan keluarga bukan alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Khusus untuk program s3, LPDP memberikan tunjangan keluarga sehingga Kak Nur dapat membawa serta suami dan anak-anaknya.

Keempat narasumber luar biasa ini berpesan agar seluruh santri tidak takut mencoba. “LPDP tidak mencari orang yang pintar melainkan yang mau berkontribusi,” ucap Kak Chika. Penerima beasiswa LPDP tidak diminta mengembalikan bantuan dalam bentuk finansial melainkan kembali ke Indonesia dan mengabdi untuk membangun negeri ini. ***

Leave a Reply