Rasa gugup, grogi, dan demam panggung adalah hal yang wajar. Jangankan kita, orang-orang ternama yang dikutip kata-katanya juga pernah bahkan masih mengalami hal tersebut. Bedanya dengan kita, mereka tidak menjadikan rasa gugup sebagai alasan untuk mundur.
Mereka yang berani tampil di depan ribuan orang pasti telah berlatih ribuan kali juga. Latihan pertama selalu dimulai dengan berani tampil di depan diri sendiri melalui cermin. Untuk latihan ini, ada 3 tips sederhana yang patut kamu coba.
Niken Aliefia Putri Antoro, santri Maskanul Lughoh telah membuktikannya. Ketika pertama kali memenangkan lomba pidato dan melihat betapa bangga kedua orang tuanya, Niken bertekad untuk mengasah kemampuan tersebut.
Sejak saat itu Niken sering memenangkan lomba pidato. Terakhir, santri berusia 17 tahun tersebut berhasil merebut juara 1 pidato bahasa Arab, mengalahkan ratusan mahasiswa dari berbagai universitas ternama dalam Gema Karya Arab (GEKA) 2022.
- Tarik napas
Kita berjalan perlahan ke arah panggung, berlenggak seakan kita sudah siap dengan segala hal walaupun sebenarnya deg-degan. Saat kita sudah berada dalam pantauan para penonton yaitu di titik tengah panggung, saat itulah kita tarik napas yang panjang. Sebelum mulai, lihat semua wajah penonton dengan . . .
- Senyum
Ya, kita harus senyum, tak ada alasan untuk kita tidak tersenyum. Percayalah dari tersenyum, setitik demi setitik akan ada kepercayaan diri yang muncul.
- Fokus
Dilarang takut atau grogi karena menjadi pusat perhatian penonton! Ingat, hal itu tidak boleh ada dalam pikiran kita. Yang perlu kita pikirkan adalah apa yang akan kita sampaikan. Sekali kita salah atau lupa, maka akan sulit untuk mengembalikan fokus kita.
“Kalau dulu latihan pidato itu harus sebulan sebelum acara tapi sekarang alhamdulillah, satu malam pun insyaallah bisa asalkan kita berusaha dalam memaksimalkan waktu,” ujar Niken. Beliau juga berpesan agar hendaknya setiap yang kita lakukan niatkan untuk menolong umat bukan untuk diri sendiri.
Ketiga tips ini disampaikan Niken langsung kepada tim redaksi Maskanul Huffadz untuk disebarluaskan agar dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jadi, kapan mau praktek?