Skip to main content

Bagaimana Ramadhan kemarin? Apakah merasa sudah maksimal? Yakinkah Allah menerima segala amal?

Tentu tidak. Segala puji bagi Allah yang masih memberikan waktu untuk kita memperbaiki diri. Hingga akhirnya kita berkesempatan bertemu dengan 10 hari yang paling dicintai Allah.

روى البخاري رحمه الله عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعني أيام العشر – قالوا : يا رسول الله ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.”

Di antara amal shalih yang harus dimaksimalkan menurut Ustadz Muhamad Baajour di antaranya:

1. Taubat

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah/2: 222)

Jangan sampai kita meninggalkan10 hari ini dengan keadaan yang sama ketika kita memasukinya. Bagaimana pun 10 hari ini menjadi momen untuk kita meningkatkan diri dalam ketaatan yang tidak akan tercapai tanpa meninggalkan kemaksiatan.

2. Maafkan orang lain

Bersihkan hati dari kebencian, iri, dan dendam. Ajak mereka dalam kebaikan. Bagaimana pun setiap kita memiliki kesalahan. Maka maafkan orang lain sebagaimana kita ingin dimaafkan. Jangan sampai hati yang kotor menghalangi kita dari ilmu, atau kebaikan lainnya. Kalau sudah begitu, sejatinya kita mendzalimi diri sendiri.

Sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an, “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asyu-Syura/42: 40)

3. Puasa, terutama hari Arafah

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (Hadits Muttafaqun ‘Alaih)

Terutama pada hari Arafah, 9 Dzulhijjah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده

“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR. Muslim)

4. Shalat tepat waktu

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْضَلُ الْاَعْمَالِ الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّالْوَالِدَيْنِ وَالْجِهَادُ

Rasulullah ﷺ bersabda, “Seutama-utamanya amal adalah sholat pada waktunya, dan berbakti pada orang tua, dan juga berjihad.” (HR. Ahmad)

Tidak asing di telinga kita bahwa kunci memperbaiki hidup adalah dengan memperbaiki shalat. Namun sudahkah kita praktekkan? Kalau belum, sekaranglah waktunya.

5. Dirikan shalat malam dan beristighfar di waktu sahur

Dikatakan dalam hadits, shalat terbaik setelah shalat fardhu adalah shalat malam. Allah berfirman, “Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’/17: 79)

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا، تَبَارَكَ وَتَعَالَى، كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي

فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Tuhan kita, Allah tabaraka wa ta’ala ‘turun’ setiap malam ke langit dunia di saat sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman, ‘Barangsiapa berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Barangsiapa meminta kepada-Ku, akan Aku kasih. Barangsiapa meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan.” (Muttafaq ‘alaih)

6. Sedekah

Mungkin harta kita belum seberapa untuk bisa menunaikan haji, umrah atau berkurban. Namun ketahuilah bahwa barangsiapa tidak mensyukuri sesuatu yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. –(HR. Ahmad).

Salah satu bentuk syukur adalah dengan menyedekahkan apapun yang Allah lebihkan kepada kita baik tenaga, pikiran, waktu, dan harta. Semakin berat kita dalam bersedekah, semakin berat timbangannya. Sebagaimana firman Allah, “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imran/3: 92)

Terlebih kita berada di waktu yang Allah cintai, di bulan haram yang mana amal shalih ganjarannya dilipatgandakan oleh Allah dari pada bulan-bulan yang lain. Bahkan terutama di bulan Dzulhijjah ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089)

Mau dapatkan pahala dari setiap konten dakwah? Klik di sini!

7. Perbanyak dzikir

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …” (Al-Hajj/22 : 28)

Dzikir yang utama adalah membaca Al-Qur’an. Namun khusus untuk 10 hari ini, kita disunnahkan memperbanyak tahlil, takbir, dan tahmid.

وروى الإمام أحمد رحمه الله عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.”

Bagikan artikel ini seluas-luasnya untuk pahala berlipat ganda. Terakhir, suapaya maksimal, anggaplah 10 hari ini adalah 10 hari terakhir dalam hidup kita. Bukankah bahkan bisa jadi kurang dari itu?

Leave a Reply