“Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; . . .” (Al-Mumtahanah/60: 4)
Nabi yang disebutkan namanya dalam bacaan tasyahud ini merupakan Abul Anbiya atau bapaknya para nabi. Namanya menjadi salah satu nama surah dalam Al-Qur’an dan kisahnya termaktub di berbagai surah.
Banyaknya ujian yang Nabi Ibrahim as. hadapi dalam menjalankan tugasnya sebagai nabi telah menempa beliau as. hingga memiliki kesabaran, ketabahan, dan tekad yang kuat. Salah satu nabi yang bergelar ulul azmi ini juga dipilih oleh Allah sebagai kesayangan-Nya, khalilullah.
Salah satu kunci dari kumuliaan yang Nabi Ibrahim dapatkan dari Allah adalah doa. Sebagiamana dikatakan dalam hadits, “Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa,” maka Nabi Ibrahim mendapatkan kekuatan dari banyaknya doa yang beliau panjatkan.
Berikut doa-doa Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
Doa untuk keamanan negeri
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al-Baqarah/2: 126)
Doa agar amalan diterima
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah/2: 127)
Doa agar teguh dalam keislaman
رَبَّنَا وَاجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَـكَ وَ مِنۡ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسۡلِمَةً لَّكَ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَا ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Baqarah/2: 128)
Doa yang telah dikabulkan
رَبَّنَا وَابۡعَثۡ فِيۡهِمۡ رَسُوۡلًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُوۡا عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَ يُزَكِّيۡهِمۡؕ اِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan mensucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah/2: 129)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah jawaban dari doa ini. Sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah/9: 128.
Doa agar tidak lalai dari shalat
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim/14: 40)
Doa ampunan di hari kiamat
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (Ibrahim/14 :41)
Doa agar diberikan hikmah dll
وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى ٱلْءَاخِرِينَ . رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (Asy-Syuara/26: 83-84)
Doa agar diberikan keturunan yang shaleh
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Ash-Shaffat/37: 100)
Doa yang dilarang
Ayah Nabi Ibrahim atau yang sebagian ulama menyebutkan adalah pamannya, merupakan pemahat dan penyembah berhala. Sebagai anak, Nabi Ibrahim yang telah berusaha berdakwah dengan lemah lembut, kemudian mendoakan ayahnya. Akan tetapi, karena ayahnya tersebut bersikeras dalam kesyirikan, Allah berfirman:
وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَنْ مَوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَأَوَّاهٌ حَلِيمٌ
Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (QS. At-Taubah : 114)
Maka tak heran Nabi Ibrahim mendoakan anak keturunannya diberikan nikmat Islam agar dapat mendoakan orang-orang yang telah mendahului. Hal tersebut adalah bentuk kasih sayang yang tidak dapat beliau wujudkan.
Nabi Ibrahim sebagai teladan mengajarkan, hendaknya seorang muslim tidak melupakan muslim lainnya dalam berdoa. Baik muslim yang telah ada dalam kehidupan, maupun yang akan datang kemudian. Karena selain sumber kekuatan, doa adalah bukti cinta dan kepedulian terhadap saudara seiman.***