MASKANULHUFFADZ.com, Bintaro – Menjelang wisuda akbar angkatan kesepuluh, santri ikhwan dan akhwat Maskanul Huffadz Pusat berkolaborasi dalam pentas seni muhadharah pada Sabtu malam Ahad, 6 Agustus 2022.
Dibuka dengan penayangan sebuah film pendek karya santri Maskanul Huffadz Ikhwan Bintaro, para hadirin dibuat histeris menyaksikan film horor ala santri tersebut. Ya, selain memiliki hafalan dan bacaan Al-Qur’an yang bagus, para santri ini juga memiliki skill yang berprestasi di bidang umum selain Al-Qur’an, seperti fotografi, edit video, kaligrafi, penulisan, bahkan silat, dll.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dakwah agama adalah tugas setiap manusia. Dengan begitu, kegiatan muhadharah ini mempermudah santri untuk melatih public speaking mereka dalam menyampaikan dakwah. Sehingga, mereka dengan mudah dapat membumikan Al-Qur’an di manapun dan apapun profesi yang mereka tekuni kedepannya nanti.
Biasanya, muhadharah santri ini diselenggarakan di asrama mereka masing-masing. Namun, berhubung sebentar lagi mendekati waktu wisuda akbar, muhadharah terakhir ini diadakan dalam bentuk yang berbeda, yakni kolaborasi antara santri ikhwan dan akhwat Bintaro. Meskipun mereka saling berkolaborasi, para santri tetap dikondisikan terpisah, baik dari tempat duduk maupun penampilan hiburan muhadharah.
Malam ini merupakan kali terakhir mereka berkumpul dalam suasana muhadharah. Karena malam setelahnya mereka akan disibukkan dengan Al-Qur’an kembali, para santri harus mentasmi’kan hafalan Al-Qur’annya dalam sekali duduk, serta ujian-ujian akhir program lainnya.
Berbeda dari muhadharah sebelumnya, kali ini seakan meninggalkan kesan seru dan haru. Mulai dari pertunjukan drama, pantomim, tarian Nusantara, hingga musikalisasi puisi. Selain itu, penampilan pidato pada kesempatan kali ini pun tak kalah menarik, Khairul Umam Mubarok (21) asal Bekasi berhasil memecah suasana hening menjadi heboh karena pidatonya yang disampaikan dengan gaya komedi khas Betawi, juga Muhammad Yusrah (24) Asal Bone yang menyampaikan pidato keren persis seperti almarhum Ustadz Zainudin MZ. Sementara dari kalangan akhwat, ada Wina Hardiyanti (19) asal Batam dan Rifa Athul Amalia (18) asal Aceh.
Terakhir sebelum muhadharah ditutup dengan doa, Santri Maskanul Huffadz Ikhwan menayangkan sebuah video yang berisikan tentang foto kenangan mereka selama satu tahun terakhir. Para hadirin yang menyaksikan video itu pun ikut merasa haru dan sedih karena mengingat perjuangan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Pada detik terakhir dalam video tersebut, tertulis sebuah quotes:
“ Perpisahan itu tidak menyakitkan, yang menyakitkan adalah ketika sudah saling melupakan.”