MASKANULHUFFADZ.COM – Siapa yang tidak kenal Palestina? Negeri para anbiya’ yang saat ini masih dijajah oleh kaum-kaum yang tamak akan kekuasaan wilayah, membuat kerusuhan di mana-mana, memperkosa wanita, bahkan mereka tidak segan membunuh anak yang tak berdosa.
Ustadz Muhammad Husein Gaza berkunjung ke Maskanul Huffadz bersama istrinya pada Rabu siang, 10 Agustus 2022. Kedatangan beliau dan istri disambut hangat oleh santri-santri dan pengurus Maskanul Huffadz. Selain bersilaturrahim, Ustadz Husein dan Jinan, istri beliau, menyempatkan berbagi cerita tentang keadaan dan situasi yang sedang dialami Palestina saat ini.
Ustadz Husein dulunya adalah seorang mahasiswa di Gaza dan sampai sekarang aktif sebagai seorang aktivis dakwah di jalur Gaza. Adapun istri beliau, merupakan seorang jurnalis muda yang berasal asli dari Palestina. Ustadz Husein yang hadir pada saat itu langsung menyapa santri Maskanul Huffadz dan memanggil mereka dengan sebutan para Mujahid.
Setelah menyapa dan memperkenalkan diri, beliau memberikan kesempatan kepada istrinya untuk bebicara, yang kemudian diterjemahkan langsung oleh ustadz Husein. Beliau mengatakan bahwa Jinan datang dengan membawa 3 pesan. Pesan pertama, ialah pesan cinta dan salam dari Palestina.
Pesan kedua, jinan mengungkapkan perasaan nyamannya, ia senang melihat generasi-generasi yang memiliki kesadaran akan issu yang sedang melanda Palestina, dengan begitu ia sebagai warga asli Palestina merasa terharu karena misi mempertahankan Masjidil Aqsha bukan hanya beban mereka tapi juga misi umat Muslim di seluruh dunia.
Terakhir, pesan ketiga yang disampaikan oleh Jinan adalah, mau tidak mau, suka tidak suka, Palestina pasti akan merdeka, Masjidil Aqsha pasti akan terbebaskan. Namun, di mana peran kita dalam mengambil keberkahan ini, karena sesungguhnya Palestina tidak butuh kita melainkan kita yang butuh Palestina, demi meraih keberkahan dan rahmat yang Allah turunkan di negeri itu.
Setelah Jinan selesai berbicara, Ustadz Husein pun menambahkan pesan bukan hanya ditujukan untuk santri, tapi juga untuk masyarakat Indonesia. Beliau mengatakan, “Pandanglah Palestina dengan perasaan penuh kasih dan sayang, bukan dengan pandangan iba”.
Karena, menurut pandangan dari Ustadz Husein sendiri, kepedulian kita hanya sebatas viralnya issu seputar Palestina di media sosial, selepas itu bahkan kita seakan lupa kalau Palestina belum merdeka, kalau Masjidil Aqsha belum terbebaskan, kalau umat muslim Palestina masih dibantai dan teraniaya, kalau Israel masih terus menerus menjajah tanah mulia itu tanpa mementingkan nilai-nilai kemanusiaan.
Dari pertemuan ini, Ustadz Husein telah menyadarkan dan membuka mata kita untuk bisa memandang Palestina dengan pandangan cinta sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah. Saw.
Semua terharu, dan acara pun ditutup dengan doa bersama.