September, fase perjuangan kembali dimulai bagi mereka yang tengah bertransformasi diri, bulannya penyakit panas dingin mulai berkecamuk, hal tersebut disebabkan karena mindset mereka sendiri, menganggap dunia perkuliahan adalah beban berat, seperti ibarat kata orang “gagal sebelum berjuang”.
Kuliah bukanlah pekerjaan mudah akan banyak kesulitan dan hambatan yang akan dihadapi, seperti tugas makalah, presentasi, praktek lapangan, rapat organisasi, soal ujian yang rumit mulai tengah semester sampai sidang akhir, ditambah lagi jadwal dosen yang padat sehingga surat persetujuan wisuda nggak kelar-kelar, tak heran hambatan ini sering membuat mahasiswa memutuskan untuk berhenti.
Pola pikir yang sudah terbentuk tersebut menyebabkan mereka jenuh dan bosan sendiri dengan rutinitas harian yang dijalankannya.
Penyakit kronis ini harus dimusnahkan dari para mahasiswa terutama kamu yang kini baru memasuki dunia perkuliahan, solusi yang harus kamu lakukan ialah membangun motivasi diri.
Jauh sebelum era teknologi berkembang Al-Qur’an sejak 14 abad tahun yang lalu sudah membahas permasalahan ini.
Problema ini dijabarkan Allah jawabannya dalam beberapa surah dalam Al-Quran:
QS. Yusuf: 87
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah melainkan orang orang yang kafir.”
Setiap harapan itu akan ada bagi mereka yang percaya kepada Allah, maka hadapi tantangan hidup dengan niat mencari ridho Allah, lakukan usaha dengan maksimal sesuai kemampuan dan sertai dengan doa. Itulah prinsip yang ditanamkan dalam diri seorang muslim yang mengaku beriman kepada Allah.
QS. Ali Imran: 139
“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.”
Sebagai muslim yang beriman jangan pernah memandang diri sebagai orang yang rendah dan merasa kekurangan, karena setiap manusia tercipta dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi tugas manusia bersyukur dengan anugerah dari Allah dan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki, sedangkan kekurangan dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas diri.
QS. Al-Baqarah: 286
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.”
Manusia hanya diberikan beban sesuai dengan kesanggupannya, Allah tidak ingin beban yang diberikan kepada manusia menjadikannya susah, hal tersebut dikarenakan bukti cinta Allah kepada hambanya. Jadi tidak pantas sebagai hamba berputus asa dalam menghadapi tantangan hidup.
QS. Al-Insyirah: 5
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
Ketika seorang hamba diberikan ujian maka hadapi dengan ikhtiar, doa dan rasa sabar, dengan respon positif tersebut maka Allah akan mudah memberikan petunjuk dan kemudahan atas kesulitan yang dialami, sehingga output dari akhir ujian tersebut adalah kekuatan iman yang semakin meningkat.
QS. Al-Baqarah: 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
Setiap manusia memiliki keinginan dan harapan yang berbeda satu sama lain namun dengan tujuan sama yaitu menjadi insan yang lebih baik. Kendatipun dalam mencapainya ada sebagian dari manusia tersebut mudah dalam mencapainya dan ada juga yang butuh perjuangan besar, dan pada fase seperti inilah jiwa manusia diuji, terkadang terbesit dalam pikirannya Allah tidak adil lalu membandingkan hidup dengan pencapaian orang lain.
Nah, di sinilah manusia harus sadar bahwa setiap yang dikehendaki belum tentu menjadi hal yang baik, Allah memberikan porsi terbaik sesuai kadar kebutuhan dari setiap manusia.
So, buat kamu yang menyandang amanah sebagai mahasiswa jangan pernah putus asa dan terus semangat ya, apapun tantangannya, tumbuhkan terus motivasi dalam dirimu untuk maksimal dalam berkuliah.
Semoga bermanfaat.
MasyaAllah. Terimakasih kakak maffadz telah memberi motivasi kepada kita semua🙏🏻
Ismi jadi terharu ketika membacanya 🥺
Maa syaa allah, terima kasih banyak untuk motivasinya kak🙏
alhamdulillah, sama-sama kak ismi..tetap semangat terus dalam menjalankan aktivitasnya..