MASKANUL HUFFADZ – Perjuangan menjadi penghafal Al-Quran tidak berhenti pada selesainya setoran. Bahkan ulama-ulama terdahulu yang telah mutqin hafalannya tidak pernah lengah dalam mengulang-ulang hafalan.
Sayangnya, iman kita belum seteguh ulama terdahulu. Jauh sekali perbandingannya. Tapi itu bukanlah alasan untuk memaklumi hafalan yang terlupakan.
Bagaimanapun, hafalan ini kelak akan dipertanggungjawabkan.
Di kanal YouTube ShahihFiqih, dalam durasi 6 menit 48 detik, Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili mendapatkan pertanyaan berikut:
“Apa nasihat Anda terhadap orang yang sudah hafal beberapa juz Al-Quran lalu lupa? Apakah lebih baik (a) dia berhenti menghafal dulu lalu fokus memperbaiki hafalan lama, atau (b) dia tetap menambah hafalan sekaligus memperbaiki hafalan lama secara bersamaan?”
Pertanyaan ini mewakili keresahan para penghafal Al-Quran. Kebanyakan mereka memilih opsi A.
Apakah benar?
Berikut jawaban dari Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili
2 Nasihat untuk Penghafal Al-Qur’an
“Hafalan Al-Qur’an merupakan salah satu karunia besar Allah terhadap seorang hamba. Kemudian manusia dinamakan dengan insan karena ia banyak nisyan (lupa). Maka seorang manusia wajib (1) menyadari bahwa hafalan Al-Qur’an merupakan nikmat besar dan (2) wajib menyadari hakikat dirinya (yang banyak lupa).”
Beliau kemudian mengutip hadits yang menjelaskan mengapa hafalan Al-Qur’an adalah karunia besar dari Allah.
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud)
Maka alangkah rugi para penghafal Al-Qur’an yang menyia-nyiakan hafalan yang ia miliki. Semoga kita tidak termasuk ke dalamnya.
Adapun nasihat yang kedua, yaitu menyadari hakikat diri yang banyak lupa. Hal ini bertujuan untuk menumbukan semangat dalam menjaga nikmat hafalan ini dengan banyak mengulang-ulang atau murajaah hafalan tersebut.
Cara Terbaik
Menurut Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili, cara terbaik untuk menjaga hafalan adalah dengan memurojaahnya ketika shalat malam. Tidak ada cara lain yang lebih berkah/lebuh berkualitas/lebih menguatkan hafalan dibanding shalat malam.
Hal ini senada dengan firman Allah Swt, berikut ini:
“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.” (Al-Muzzammil/75 : 6)
Ada orang-orang yang mampu menghafal dengan mengulang-ulang bacaan dalam waktu 2 jam namun lupa dalam 2-3 hari ke depan. Namun apabila hafalan tersebut dibawa shalat malam, maka hafalan tersebut akan melekat lebih lama.
Dengan begitu hafalan Al-Quran/ nikmat besar Allah ini dapat menjadi cambuk penyemangat untuk kita (1) bangun malam dan (2)memperpanjang rakaatnya serta (3) murajaah hafalan setiap malam.
Dengan nasihat-nasihat tersebut, maka hafalan kita akan terjaga. Namun, tanpa adanya ikhtiar yang sungguh-sungguh, maka hafalan kita akan terbengkalai sebagaimana disebutkan dalam hadits.
إنما مَثَلُ صاحبِ القرآنِ كمثلِ الإبلِ المعَقَّلَةِ . إن عاهد عليها أمسكَها . وإن أطلقها ذهبَت
“Permisalan Shahibul Qur’an itu seperti unta yang diikat. Jika ia diikat, maka ia akan menetap. Namun jika ikatannya dilepaskan, maka ia akan pergi.” (HR. Muslim 789)
Menurut beliau, sembari mengulang hafalan lama, teruslah menambah hafalan baru. Beliau menganjurkan opsi B ini karena beliau melihat banyaknya penghafal Al-Qur’an yang berhenti menambah hafalan dengan alasan memperbaiki hafalan lama. Namun mereka pada akhirnya juga lalai memurojaah.
Menambah hafalan lama dapat menjaga semangat para penghafal Al-Qur’an untuk murojaah karena menimbulkan rasa lebih bertanggung jawab.
Tips tambahan
Konsisten/ istiqomah dalah murojaah sangatlah penting. Itu artinya harus ada waktu khusus untuk bersama Al-Quran.
“Firman Allah (Al-Qur’an) adalah ucapan terbaik, maka berikan waktu terbaik untuk ucapan yang terbaik!” -Prof. Dr. Sulaiman Ar-Ruhaili
Jangan sampai waktu yang kita berikan adalah waktu sisa. Mengisi waktu luang dengan Al-Quran itu biasa, tapi meluangkan waktu khusus untuk Al-Quran itu luarrrr biasa.***