maskanulhuffadz.com – Kematian adalah sebaik-baik nasihat. Dari berita tersebut maupun berita meninggalnya publik figur beberapa hari sebelumnya, kita belajar bahwa kematian amat dekat.
Tapi bukan berarti kematian itu ditakuti.
Kematian adalah awal dari kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang abadi. Baik/buruk kesudahan hidup di dunia ini menentukan kehidupan kita selanjutnya. Oleh sebab itu kematian harus dipersiapkan.
Adapun ketakutan dengan kematian, menurut Imam Ghazali, disebabkan oleh 4 alasan. Berikut diuraikan bersama solusi untuk menaklukkan rasa takut itu.
-
Ingin menikmati hidup lebih lama lagi
“Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Ghafir: 39)
-
Tidak siap berpisah dengan orang-orang yang dicintai
Padahal orang-orang yang kita cintai adalah milik Allah. Selain itu, sebagai seorang mukmin seharusnya kecintaan kita kepada Allah lebih besar dibanding cinta kita kepada manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabat, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik,” (QS. At Taubah : 24)
-
Tidak tahu keadaan mati nanti seperti apa
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri).” (Ali Imran/3 : 102)
-
Takut pada dosa-dosa yang selama ini ia lakukan
Dari Anas bin Mâlik radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih)
Doa agar husnul khatimah
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (HR. Ath-Thabrani)
Semoga hidup kita ini seperti syair yang sering disenandungkan mendiang Gus Dur: Hai anak Adam, engkau menangis saat dilahirkan oleh ibumu, sementara orang-orang tertawa gembira menyambut kelahiranmu. Siapkan dirimu agar orang-orang yang mengenalmu kelak menangis. Saat engkau mati meninggalkan dunia yang fana ini.***