Skip to main content

maskanulhuffadz.com“Andai tak ada takbir, saya tak tau dengan cara apa membakar semangat para pemuda untuk melawan penjajah.”Bung Tomo

Meski bukan seorang santri yang mendalami ilmu agama di pesantren, Bung Tomo tumbuh dekat dengan kiyai maupun ulama. Beliau dikenal sebagai tokoh yang shaleh. Masyaallah-nya lagi, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Padang Arafah ketika sedang menunaikan ibadah haji.

Insyaallah beliau termasuk mujahid yang Allah sebutkan dalam firman-Nya berikut ini:

وَلَا تَقُوۡلُوۡا لِمَنۡ يُّقۡتَلُ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ اَمۡوَاتٌ ؕ بَلۡ اَحۡيَآءٌ وَّلٰـكِنۡ لَّا تَشۡعُرُوۡنَ

“Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka ) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah/2: 154)

Dilansir dari AyoYogya.com, seruan takbir yang dilontarkan oleh Bung Tomo merupakan aksi nyata dari Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Kiai Hasyim Asy’ari. Menurut Guru Besar Sosiologi Agama dan Ketua Komisi Hukum MUI Pusat Mohammad Baharun, peristiwa 10 November merupakan momentum bersejarah yang klimaks dari perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Seruan takbir Bung Tomo jika dimaknai secara vertikal merupakan bentuk pengagungan asma Allah (hablun minallah) dan menyemangati rakyat (hablun minannas). Sedangkan secara horizontal, seruan ini secara menyatukan kekuatan untuk melawan kezaliman saat itu.

Adapun orasi beliau yang sukses menggetarkan, menggerakkan, dan membakar semangat para santri bahkan non-muslim sekalipun, berikut bunyinya:

Bismillahirrohmanirrohim..

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui.

Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.

Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,

Menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.

Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka Saudara-saudara.

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,

Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,

Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,

Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.

Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.

Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.

Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.

Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.

Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.

Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,

Dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya

Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.

Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.

Dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita.

Ini jawaban rakyat Surabaya.

Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.

Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.

Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu

Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah

Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih

Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi.

Jangan mulai menembak,

Baru kalau kita ditembak,

Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,

Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.

Percayalah saudara-saudara.

Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!!!

-Pidato Bung Tomo, 10 November 2021

Sampai hari ini, gema takbir beliau masih terdengar. Jangan tutup telinga, biarkan semangatmu terbakar untuk meneruskan perjuangan beliau.

Mengheningkan Cipta . . . Mulai!

Leave a Reply