MASKANULHUFFADZ.COM – Nanti dulu mikirin panggilan sayang buat calon suami atau calon istri, ya! Dari pada halu, mending sekarang kita fokus memaksimalkan bakti pada sosok nyata yang mencintai kita.
Ada yang memanggilnya ayah, bapak, papa, abah, atau lainnya yang memiliki arti serupa dalam bahasa Indonesia. Yang membedakan adalah budaya dan latar belakang keluarga.
Namun, berbeda dengan bahasa Indonesia, panggilan ayah dalam bahasa Arab memiliki esensi yang berbeda meski memiliki akar kata yang sama yaitu abun.
“Jadi, kalo anda ingin memanggil ayah anda dengan panggilan hormat maka gunakan panggilan abi. Kalo anda ingin hadirkan rasa sayang, maka anda panggil dengan buya,“ ujar Ustadz Adi Hidayat.
Sementara untuk menggabungkan rasa hormat dan rasa sayang, maka gunakan panggilan abati. Seperti panggilan Nabi Yusuf kepada ayahnya.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf/12: 4)
Dari perbedaan ini, Ustadz Adi Hidayat menyimpulkan bahwa seorang pendidikan seorang ayah yang baik adalah yang dapat menumbuhkan rasa hormat sekaligus sayang dalam diri anak kepada sang ayah.
Pun sebaliknya, sebagai seorang anak, kita tidak boleh hanya menghormati saja atau hanya menyayangi saja. Melainkan keduanya.
Jadi, berani nggak panggil abati? 😀