maskanulhuffadz.com – Meski banyak dilupakan keistimewaannya, ada satu waktu di bulan Sya’ban yang sangat dikenal dan dinantikan yaitu malam pertengahan bulan atau Nishfu Sya’ban. Pada tahun 2023 ini, Nishfu Sya’ban jatuh pada tanggal 7-8 Maret mendatang.
Pada siang harinya, sesuai dengan keistimewaan bulan ini, hendaknya umat muslim menunaikan puasa ayyamul bidh yang dimulai sejak dua hari sebelumnya. Sedangkan pada malam harinya, ada beberapa amalan khusus yang dianjurkan sesuai dengan keutamaan yang ada pada malam Nishfu Sya’ban ini.
Berikut beberapa keutamaan dari malam Nishfu Sya’ban:
Malam yang diberkahi
ومنها سمي ليلة البراءة مباركة لما فيها من نزول الرحمة والبركة والخير والعفو والغفران لأهل الأرض
Artinya: Dan di antaranya, malam pembebasan disebut dengan ‘mubarakah’ (yang diberkati) karena di dalamnya terdapat turunnya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, halaman 278).
Oleh sebab itu pada malam ini ditekankan untuk memperbanyak istighfar.
Malam pembebasan
Seperti dijelaskan dalam kutipan sebelumnya, Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam kutipan lain menegaskan:
وقيل وانما سميت ليلة البراءة لأن فيها براءتين براءة للأشقياء من الرحمن وبراءة للأولياء من الخذلان
Artinya: Dikatakan bahwa malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha-Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 283).
Selain istighfar, untuk mendapatkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban, Sheikh Muhammad bin Alawi mengatakan, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammad rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”
Malam yang mustajab
Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm mengatakan, terdapat lima malam untuk menghaturkan doa yang mudah diijabah. Antara lain malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban.
Tidak ada doa khusus, hanya dianjurkan memperbanyak doa, apapun itu. Namun doa yang dibaca oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani, yang mengutip doa dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib berikut ini tidak ada salahnya diamalkan.
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Ya Allah limpahkan rahmat ta’dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, halaman 249)
Demikian keutamaan malam Nishfu Sya’ban, waktu, dan amalan yang dianjurkan. Bagikan artikel ini jika bermanfaat. Wallahua’lam bishawab.