Skip to main content

maskanulhuffadz.com – Lebaran Idul Fitri tinggal menunggu hari, Mudik lebaran menjadi tradisi yang tidak asing bagi penduduk Indonesia.

Padatnya jalur lalu lintas menuju kampung menjadi pemandangan yang akan dinikmati setiap harinya, selain itu akan terdengar kebisingan keluh kesah yang terucap dari mulut-mulut manusia, cuaca panas, kemacetan, kecelakaan dan banyak problema yang terjadi.

Nah, dari pada disibukkan dengan hal-hal yang merusak puasa, berikut beberapa adab agar perjalanan pulang tidak hanya sekedar bersenang ria bertemu keluarga, tetapi juga mendapatkan keberkahan dari setiap perjalanan yang dilalui.

1. Shalat istikharah

Emangnya mau nikahan?

Ups, jangan salah pengertian ya sofaz, shalat istikharah bukan hanya untuk mereka yang ingin menentukan pasangan, keinginan, pekerjaan ataupun hal dunia lainnya.

Tapi Rasulullah menganjurkan shalat istikharah dalam segala perkara. Perkara-perkara penting yang memang kita butuh petunjuk dari Allah di dalamnya.

Rasulullah Bersabda:

“Apabila salah seorang diantara kalian berencana dalam suatu perkara, maka hendaklah dia shalat dua rakaat shalat sunnah bukan wajib, kemudian berdoalah…” (HR.Bukhari)

Sebelum safar, mohonlah kepada Allah agar safar yang kita kerjakan adalah safar yang membawa kebaikan. Karena hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi.

2. Taubat

Kenapa harus taubat? Kelamaan kali, kapan berangkatnya?

Taubat ga harus nunggu berdosa dulu, tapi bertaubatlah dari segala dosa dan kelalaian yang mungkin tidak kita sadari, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat dalam perjalanan.

Allah berfirman:

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (QS. Luqman: 34)

Ibnu Qudamah mengatakan:

“Safar ada dua macam, safar dengan badan yaitu meninggalkan negeri dan safar dengan hati, yaitu kembalinya hati dari keadaan yang paling rendah menuju penguasa langit alam semesta, dan ini adalah safar yang paling utama”.

3. Izin pada orang tua

Nah, selagi orang tua masih hidup,  maka jangan lupa untuk meminta izin terlebih dahulu kepada kedua orang tua. Meminta izin kepada mereka akan membawa berkah, ridha mereka adalah kebaikan bagi seorang anak, dan tidak ridhonya orang tua adalah penghapus berkah.

4. Tinggalkan wasiat

Ini kan cuma perjalanan satu minggu, ga selebay itu juga kali?

Ups, jangan salah sofaz, safar itu adalah perjalanan panjang banyak kesulitan dan kesukaran dalam menempuhnya, kita tidak tahu kapan kematian menjemput, oleh karena itu sebelum berangkat, tunaikanlah hak-hak yang yang menjadi beban kita untuk diserahkan kepada pemiliknya. Tunaikanlah hutang, tulis wasiat dan sebagainya dari hak-hak yang bisa membuat perjalan safar menjadi ringan dan bebas dari tanggungan.

5. Berdoa

Dzikir kepada Allah merupakan kewajiban bagi seluruh manusia. Allah adalah benteng seorang muslim dari segala gangguan baik dari golongan jin maupun manusia.

“Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. an-Nisa’: 103)

Maka tidaklah orang yang berpaling dari dzikir kepada Allah kecuali temannya adalah syaitan.

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. az-Zukhruf: 36).

6. Selalu bertakwa kepada Allah dimanapun berada

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan jelek dengan kebaikan yang dapat menghapusnya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.At-Tarmidzi)

Ketika safar, hendaklah kita selalu ingat bahwa Allah senantiasa mengawasi para hamba-Nya di manapun berada, Dia Maha Mengetahui atas segala perbuatan yang dilakukan. Maka janganlah berbuat maksiat ketika kita dalam kesendirian. Janganlah terpedaya dengan bujukan syaitan yang selalu bernafsu untuk menjatuhkan dalam jurang maksiat dan dosa.

7. Bawa oleh-oleh

Ternyata kebiasaan orang Indonesia dalam membawa oleh-oleh untuk keluarga di kampung adalah kebiasaan baik yang sudah diajarkan para salaf terdahulu.

Al-Ghazali mengatakan, “Selayaknya untuk membawa hadiah untuk keluarga dan kerabat berupa makanan atau lainnya sesuai kemampuan karena hal itu adalah sunnah. Orang akan memperhatikan apa yang dibawa oleh yang datang dari safar, hati akan gembira dengannya. Maka sangat ditekankan untuk memberi kegembiraan dan menyenangkan hati mereka”

8. Shalat dua rakaat ketika sampai

Shalat apa? Jama? Atau qadha? Untuk apa?

Menjadi suatu amalan sunnah bagi seorang musafir apabila telah tiba dari safar hendaklah shalat dua rakaat dahulu di masjid sebelum menemui keluarganya.

Sebagai rasa syukur kepada Allah atas keselamatannya tiba di rumah dan meneladani Rasulullah

Ka’ab bin Malik a berkata:

“Adalah Rasulullah apabila tiba dari safar beliau mendatangi masjid dan shalat dua rakaat” (HR.Bukhari)

Nah, inilah beberapa adab yang diajarkan Rasulullah untuk kita saat menjalankan safar, tujuannya agar safar yang kita lakukan mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah.

Untuk mendapatkan wawasan lebih banyak lagi silahkan baca buku Bekal Safar Hukum dan Adab karangan Abu Abdillah syahrul Fatwa Bin luqman.

Leave a Reply