Skip to main content

maskanulhuffadz.com – Iman itu mengikat kita dalam persaudaraan yang menembus batas ruang dan masa (Ustadz Salim A Fillah)

Ukhuwah adalah nikmat yang Allah titipkan kepada manusia, yang terbangun karena persamaan prinsip berlandaskan Al-quran dan ajaran islam.

Lebih lanjut Buya Hamka juga menerangkan bahwa pangkal dan pokok hidup orang beriman yaitu bersaudara, dan bahwasanya kalau orang sudah sama-sama tumbuh iman dalam hatinya, tidak mungkin mereka akan bermusuhan.

Beginilah islam mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan persaudaraan antar sesama, karena di dalam ukhuwah islamiyah terdapat keutamaan di dalamnya, ukhuwah memberikan rasa lezatnya iman, selalu berada dalam naungan Allah, termasuk dalam golongan ahli surga.

Selain itu persaudaraan karena Allah termasuk amalan mulia yang mendekatkan diri pada Allah, dan menjadi wadah sebagai penghapus dosa.

Dalam upaya membangun ukhuwah islamiyah Pesantren Maskanul Huffadz ikhwan cabang Medan memiliki kultur sendiri dalam menciptakannya.

Meskipun baru 2 tahun  berdiri, namun di bawah bimbingan Ustadz Abi Ismail Lubis,S.Pdi Al hafidz santri Maskanul Huffadz ikhwan cabang Medan selalu eksis dengan keakraban mereka dalam menjalin ukhuwah.

Lebih lanjut, pada penghujung syawal kemarin mereka kembali menjalin keakraban dengan agenda makan malam bersama (19/5).

Agenda makan-makan ini diadakan sebagai bentuk syukuran atas setoran terakhir 30 juz ananda Abdurrahman Ar-rifa’i Ginting (18), setelah 8 bulan menjalankan proses pembelajaran.

“Santri asal Tanjung Balai, Sumatera Utara ini berinisiatif mengagendakan masak-masak sekaligus makan bersama dengan teman dan para musyrif, tujuannya ialah sebagai bentuk menjalin kekompakan dan silaturahmi antar sesama” ujar ustadz Saudri Al hafidz

Tidak bisa dipungkiri kekompakan disertai keceriaan terpancar dari wajah para santri dan musyrif, meskipun lelah setelah beraktivitas seharian untuk menghafal dan setoran. Mereka tetap semangat memasak makanan bersama-sama, adapun hidangan makan malam tersebut diantaranya bebek rending dan panggang, serta dilengkapi dengan minuman susu dan sirup kurnia.

Meskipun terlihat sederhana namun agenda ini sangat memberikan kebermanfaatan dalam membangun kekompakan antar sesama, dan tentunya menjadi wadah untuk mempererat ukhuwah Islamiyah antar sesama santri dan musyrif.

Harapannya budaya seperti ini terus berjalan di setiap pesantren di Indonesia, agar persaudaraan antar  sesama santri dan musyrif/ah terus terbangun dan terbentuklah ukhuwah Islamiyah. (22/5)

2 Comments

Leave a Reply