MASKANULHUFFADZ.COM – Khotmil quran 30 juz santri Maskanul Huffadz Medan membendung tangis. Suasana hening dan penuh khidmat menyelimuti ruang utama Masjid Al-Hidayah Perumahan Menteng Indah pada Kamis, 15 Juni 2023.
Sepuluh bulan berjuang, 21 dua puluh satu dari 32 tiga puluh dua orang ikhwan dan akhwat santri Maskanul Huffadz Medan akhirnya bisa diantarkan pada resepsi khotmil quran akbar batch pertama. Khotmil quran ini digelar sebagai rasa syukur dan apresiasi, terhadap perjuangan santri dalam menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Qur’an.
Adapun santri-santri yang ikut dalam khotmil quran pada periode ini di antaranya: Syukur Nikmat Rambe bin Ikrar Hidayat Rambe (19), Riyan Amanda Sibuea bin Abdul Kholiq Sibuea (22), Hafiz Khairil Mahvis Bin Misran (19), Septa Juanda bin Yusri (20), Ahmad Mulia Nasution bin Ali Himsar Nasution (24), Bagus Maulana bin Suwari Yanto (19), Ahmad Fauzi bin Sodikun (26), Azwar Muharram Zebua bin Zul Anhar Zebua (23), Rizka Hidayanti Daulay binti Kholel Daulay (24), Azril Wagiati Berutu binti Nasip Lamtokona Berutu (21), Nur Kholida binti Fathullah (24), Safriana binti M. Ali (18), Herlina Daulay binti As’ari Daulay (20), Nurfadhilah Ramadhan binti Rudi Hardianto (19), Anggi Arnaya Pohan binti Abdul Hamid Pohan (18), Almaida Reva Putri binti Idarsyah (18), Muthoibah Saini Nasution binti Ahmad Husaini Nasution (19), Wany Humaira binti Nazarullah (21), Nurul Hasanah Sitorus binti Syahrul Sitorus (18), Sweny Salsabilah Tambunan binti Saud Tambunan (19), dan Nur Ilmi Hasibuan binti Abdul Muiz Hasibuan (19).
Acara khotmil quran ini tidak hanya dihadiri oleh wali santri dan masyarakat, Ustadzah Oki Setiana Dewi selaku pimpinan pondok pesantren juga menghadiri prosesi tersebut. Menjadi mantan hafidz adalah pesan keramat yang digencarkan dalam acara khotmil tersebut.
Zul Anhar Zebua wali santri dari Azwar menyampaikan ulasannya “Jangan pernah menjadi mantan Al-Qur’an, khatam quran 30 juz bukan berarti akhir dari perjuangan untuk membersamai Al-Qur’an namun sebaliknya, teruslah berjuang bersamanya dengan cara mengembangkan ilmu yang diperoleh serta mengamalkannya dengan mengajarkan kepada generasi selanjutnya, menjadikan Al-Qur’an sebagai adab terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin canggih,”
Hal senada juga disampaikan pengurus Masjid Al-Hidayah Ustadz Rajab Lubis, menurutnya “Al-Qur’an sangat cemburu dan tidak mau diduakan terutama dengan masalah dunia, menghafal Al-Qur’an itu adalah fase awal dalam perjuangan, teruslah berinteraksi dengannya, karena orang yang selalu menjaga hubungan dengan Al-Qur’an maka Allah akan urus segala kehidupannya, oleh karena itu jangan pernah menjadi mantan hafidz, dan salah satu caranya adalah menjaga adab, tutur kata, sopan santun serta pakaian dan interaksi kita dengan lawan jenis, satu kata kunci yang perlu kalian pegang, ilmu itu cahaya dan ia tidak akan pernah bersatu dengan maksiat.”
Sebelum mengakhiri acara khotmil quran Ustadz Ismail Lubis selaku kepala cabang Medan kembali menguatkan pesan tersebut kepada seluruh santrinya “Tidak ada istilah mantan quran, saat kalian sudah mempunyai tekad dan niat kuat sebelum berjuang menghafal Al-Qur’an maka selesaikan sampai ajal menjemput, dalam kondisi dan posisi apapun, seberat apapun beban kehidupan tetaplah dahulukan Al-Qur’an dalam hidup kalian. Karena tidak semua manusia diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an, memang proses menjadi manusia terbaik itu berat karena Allah langsung yang memilih manusianya.”
Besar harapan guru-guru terutama orang tua kepada santri, agar perjuangan mereka membersamai Al-Qur’an tidak sebatas khatam tapi bisa terus menjaga sampai ajalnya, dan semoga keberadaan Maskanul Huffadz bisa menjadi wasilah mereka untuk terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. (20/6)
Masyaallah begitu mulia nya ketika bisa menjadi penghafal Qur’an:) harapan saya dari dulu ingin menjadi penghafal Qur’an tapi belum kesampaian.pengin ikut tes di MASKANUL huffaz tapi terkendala uang buat berangkat ke sana..
Masyaallah, semoga Allah mudahkan niat baiknya kak