Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Sebanyak 40 warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Perempuan kelas 2A Tangerang mendapatkan bimbingan belajar Al-Qur‘an, dari Pesantren Tahfidz Maskanul Huffadz pada Senin, 26 Juni 2023.

Program pengajaran Al-Qur‘an tersebut merupakan bagian dari program Dakwah Quran Masyarakat (DQM) yang dilaksanakan rutin setiap 1 kali seminggu, kegiatan ini menghimpun lapisan masyarakat yang notabene memiliki keterbatasan dalam belajar, seperti lapas, panti sosial, yatim dhuafa dan anak jalanan.

Lapas perempuan kelas 2A Tangerang ini dihuni kurang lebih 400 orang binaan dari berbagai masyarakat di seluruh Indonesia, dengan latar belakang agama dan sosial yang berbeda, untuk binaan beragama islam berjumlah 180 jiwa dengan kasus rata-rata narkoba dan kriminalitas seperti korupsi, pembunuhan, pencurian dan lainnya.

Menurut laporan dari Sipir lapas sangat memperhatikan kehidupan warga binaan, dibuktikan dengan memberikan fasilitas belajar dan upgrade kemampuan diri, khusus untuk warga binaan yang beragama islam, pihak lapas tidak hanya memberikan kebebasan beribadah amalan wajib, namun juga bimbingan ruhiyah pada setiap hari seperti: Kegiatan Tahsin (Senin), Pengajaran Tauhid Pekan 1 dan 3, Materi Nahwu Sharaf Pekan 2 dan ke 4 (Selasa), Bedah Surah Pilihan (Rabu), Materi Fikih (Kamis), Al Kahfian dan Sharing Keislaman (Jumat), serta Fikih Kontemporer (Sabtu).

Berdasarkan pengamatan para pengajar Maskanul Huffadz setelah beberapa kali pertemuan, pembinaan tersebut memberikan hasil yang menakjubkan, untuk kualitas bacaan Al-Qur‘an sudah memenuhi standar, ada di antara mereka yang sudah masuk bacaan iqra 5, juz amma dan Al-Qur‘an, pihak lapas berharap agar program ini berlanjut sampai pada tahap hafalan.

Adapun kegiatan intensif yang dilakukan di dalam lapas tidak hanya terfokus pada ruhiyah, namun pihak lapas juga memberikan pembekalan kewirausahaan kepada binaan, seperti kerajinan sulam pita, budidaya tanaman hias dan kolam ikan lele, kegiatan ini bertujuan membantu para binaan dalam kemandirian finansial, agar saat para binaan keluar dari lapas mereka sudah mempunyai skill untuk memenuhi ekonominya.

Kesuksesan lapas dalam membina juga dirasakan Mama Diana (54) salah seorang warga binaan dengan hukuman 20 tahun “Lapas adalah neraka dunia merupakan persepsi yang salah, banyak pelajaran dan hikmah kehidupan yang ada di dalamnya, tinggal kesadaran pribadi masing-masing ingin memanfaatkan fasilitas yang ada atau tidak” ungkapnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mama Diana, ia mengakui lapas adalah tempat yang memberikan pembelajaran dan hikmah kehidupan yang sangat banyak. Dalam penjelasan tersebut ia menceritakan kehidupan selama 6 tahun dalam lapas yang membawanya kepada hidayah.

Hidup sebagai warga binaan bagi saya adalah rahmat dari Allah, saya bersyukur berada disini, banyak pengetahuan agama yang saya dapatkan, sulit bagi saya mengungkapkannya dengan kata-kata, awalnya memang berat, merasa tertekan dan selalu menyalahkan orang lain. Namun setelah melalui binaan secara rutin dengan dibimbing oleh para guru yang sabar, akhirnya saya perlahan menjadi lebih baik, disini saya banyak menemukan pembuktian ayat-ayat Allah, salah satunya “Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al Baqarah: 216).” sekarang saya sudah hafal 5 juz Al-Qur‘an dan perlahan bacaan tajwid sudah membaik, tidak terpikir oleh saya jika tetap berada dalam kehidupan seperti dulu, tidak pernah shalat, baca Al-Qur‘an, ikut kajian, sibuk mengurus Wedding Organizer (WO) setiap hari, mendidik anak untuk mencari kesuksesan dunia, menyekolahkannya di sekolah internasional, hampir tiap pekan pergi ke luar negeri tapi belum pernah umroh dan haji, saya sangat menyesal, disini saya disadarkan bahwa dunia itu tidak habis-habisnya untuk dikejar, membuat kita tidak pernah bersyukur dan selalu merasa kurang. Selain nilai ruhiyah saya juga merasakan persaudaraan yang sangat luar biasa, yang belum pernah saya temukan sebelumnya, disini kami saling tolong menolong dan peduli, contohnya kasus tahanan yang melahirkan di dalam lapas, sudah 8 bulan kami merawat anak tersebut, untuk biaya hidup dan kebutuhannya dibantu penuh oleh teman-teman kami yang sudah keluar.” ujar Mama Diana.

Harapannya dengan kegiatan DQM ini memberikan pencerahan dan pembelajaran bagi para pembaca terutama pengajar Maskanul Huffadz, bahwa hidayah adalah harta berharga yang tidak semua manusia mendapatkanya (4/7).

2 Comments

Leave a Reply