Skip to main content

Berdasarkan data sementara dari Ustadzah Khairunnisa sebagai sekretaris Maskanul Huffadz Batam menyebutkan pada tanggal 6 Agustus santri sudah melaksanakan tasmi, dan berdasarkan hasil sementara santri akhwat mencapai 20 juz dan 15 juz untuk ikhwan.

Dalam acara khotmil Quran tersebut terdapat tiga pesan penting yang disampaikan oleh Ustadz Aman Shabirin, berikut penjelasannya:

1. Bagi seorang yang sudah berhasil menyelesaikan hafalannya, maka ia memiliki kewajiban untuk memurajaah hafalan seumur hidupnya, murajaah bukan sekedar mengulang ayat-ayat dalam Al-Quran. Namun, murajaah terbaik itu adalah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

إنَّما مَثَلُ صاحِبِ القُرْآنِ، كَمَثَلِ صاحِبِ الإبِلِ المُعَقَّلَةِ، إنْ عاهَدَ عليها أمْسَكَها، وإنْ أطْلَقَها ذَهَبَتْ

Artinya: “Sungguh permisalan orang yang hafal Al-Qur’an itu ibarat pemilik unta yang diikat, jika ia selalu menjaganya niscaya bisa mempertahankannya tetapi jika ia melepaskannya niscaya unta itu akan pergi,” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Tugas utama seorang hafidz bukan hanya menghafalkan Al-Quran, namun mereka harus peka dan peduli dengan kondisi agama islam, terutama pada zaman sekarang banyak musuh islam yang menyerang, salah satunya paham ghazwul fikr.

Perdana Menteri Inggris William Ewart Gladstone (1809-1898 M) pernah mengatakan: “Percuma saja kita memerangi umat islam, dan mustahil kita mampu untuk menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda islam terdapat al-Qur’an.”

Dalam mencapai tujuannya tersebut, salah satu cara yang dilakukan orang kafir adalah dengan menyiarkan paham 7F (Food, Fun, Film, free Thinking, Free Sex, Fashion, dan Friction) dalam kehidupan pemuda islam. Maka sebagai hafidz Quran mempunyai kewajiban untuk menyiarkan Al-Quran kepada keluarga, masyarakat dan seluruh manusia di bumi ini.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply