Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Bertepatan dengan agenda milad ke-7, Pesantren Maskanul Huffadz adakan wisuda akbar ke-XII pada Senin, 11 September 2023 di Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan.

Kegiatan wisuda akbar ini merupakan salah satu program tahunan yang dilaksanakan Maskanul Huffadz, sebagai bentuk syukur dan apresiasi terhadap pencapaian para santri setelah menyelesaikan program pembelajaran selama 1 tahun. Pada agenda wisuda ke-XII ini Pesantren Maskanul Huffadz mengangkat tema “Jelajah Samudra Hikmah”.

Sesuai dengan tema yang dibawakan, konsep agenda wisuda tersebut menyuguhkan drama penuh hikmah pada setiap sesinya, kepiawaian tersebut membuat penonton penasaran dan tertipu dengan penampilan yang dipersembahkan.

Pesan Ustadz Bachtiar Natsir,Lc.,M.M dalam Wisuda ke-XII, Jadikan Al-Quran Sebagai Lifestyle

Pada prosesi tersebut, panitia wisuda juga mengundang Ustadz Bachtiar Natsir sebagai pemateri, dalam sambutannya menegaskan pentingnya Al-Quran sebagai lifestyle sehari-hari. Mengawali sambutan tersebut beliau mengupas Quran surah Al-Hajj ayat 63 sebagai landasan materinya:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۖ فَتُصْبِحُ الْاَرْضُ مُخْضَرَّةًۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ ۚ

Artinya: “Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit, sehingga bumi menjadi hijau? Sungguh, Allah Maha halus, Maha Mengetahui.”

Dalam ayat ini Allah menegaskan kepada manusia untuk berfikir menggunakan akalnya, seperti perumpamaan yang disampaikan, bahwa air yang berada di bumi pada asalnya datang dari langit, kemudian air tersebut diturunkan Allah ke bumi dan dari air tersebut tumbuh kehidupan. Melalui kekuasaannya tersebut Allah menegaskan bukankah dengan semua yang terjadi belum cukup untuk meyakini adanya Allah.

Peringatan tersebut kemudian Allah tegaskan lagi dengan bukti-bukti kekuasaannya dalam Quran surah Al-Hajj ayat 65:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ وَالْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖۗ وَيُمْسِكُ السَّمَاۤءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

Ayat ini menjelaskan bahwa sehebat apapun ilmu yang dimiliki manusia, pada dasarnya akal manusia itu naif, terbatas, dan akal hanya bisa mengatakan sesuatu itu benar jika memenuhi standar sebab dan akibat. Sehingga semua yang terjadi merupakan kehendak Allah, bukan karena kepintaran manusia. Maka tugas manusia dalam mensyukuri kekuasaan Allah tersebut dengan tiga cara: menjalankan perintah Allah, meninggalkan larangan dan menaati takdir yang sudah ditetapkan.

Mengakhiri sambutannya Ustadz Bachtiar Natsir berpesan “Disinilah fungsi Al-Quran dalam membimbing cara hidup manusia agar berjalan sesuai dengan aturannya. Karena dalam hidup ini Allah akan hadirkan banyak situasi, terkadang ada situasi tersebut yang tidak bisa kita ketahui, maka tugas kita ridho agar kita bisa melewatinya. Teruma kalian sebagai ahlul quran, saat kalian benar-benar yakin dengan Al-Quran yang dihafalkan maka Allah yang akan membantu memenuhi segala keperluan hidup kalian.”

Baca Juga: Resepsi Wisuda Maskanul Huffadz Ke-XII

Leave a Reply