MASKANULHUFFADZ.COM – Membahas masjid di Palestina, tentu masyarakat secara spontan akan teringat dengan Masjid Al-Aqsa. Tidak dipungkiri Masjid Al-Aqsa memiliki peran yang luar biasa dalam sejarah Islam, masjid ini merupakan kiblat pertama bagi umat Islam dalam shalat, dan menjadi tempat terjadinya Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Namun, apakah sofaz tahu ternyata di Palestina juga ada beberapa masjid lainnya yang wajib juga untuk kita lindungi. Tidak hanya itu ternyata masjid-masjid tersebut juga mempunyai pengaruh dalam sejarah Islam. Salah satunya Masjid Al-Qibli yang berada dalam kawasan Al-Aqsa.
Masjid Al-Qibli sering kali disalah artikan dengan Al-Aqsa, faktanya dua masjid ini sangatlah berbeda. Masjid Al-Qibli merupakan salah satu masjid yang berada di kawasan Masjid Al-Aqsa. Uniknya tidak semua masjid yang berada di kawasan tersebut mempunyai atap, hanya 7 masjid yang mempunyai atap di antaranya Masjid Al-Qibli, As-Sakhrah, Mushalla Al-Marwani, Al-Aqsa Al-Qadim, Al-Buraq, Al-Magharibah dan An-Nisa.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Seputar Masjid Al-Aqsa
Arsitektur Masjid Al-Qibli
Masjid Al-Qibli disebut dengan Al-Jami Al-Qibli, yang berposisi di sebelah selatan dari Al-Aqsha, tepatnya di arah kiblat, hal inilah yang melatar belakangi diberi nama Al-Qibli.
Pada bagian tengah masjid terdapat satu ruwak (lorong) besar dan 3 ruwak di sisi kanan dan kirinya. Masjid ini diperindah dengan kubah hitam besar berukuran 17 meter berbentuk peluru yang berbahan dasar kayu di bagian dalamnya serta dilapisi timah di sisi luarnya.
Adapun luas masjid ini berukuran 80 x 55 meter, dengan luas 4000 meter persegi dilengkapi dengan 11 pintu masuk dengan kapasitas jamaah 5500 orang.
Masjid ini berdiri di atas empat kolam dan di bagian dalamnya dihiasi dengan mozaik kaca berupa tumbuhan, teks Al-Quran, dan bentuk geometris. Masjid ini memiliki satu keistimewaan, yaitu mimbar Nour Al-Din Zengi yang dibangun pada tahun 1168 di Damaskus sebagai persiapan pembebasan Yerusalem dari Tentara Salib.
Nour Al-Din meninggal sebelum menyaksikan mimbar tersebut terpasang di dalam masjid, kemudian digantikan oleh Saladin membawa mimbar ke masjid pada tahun 1187 setelah merebut kembali Yerusalem dari Tentara Salib.
Tribun tersebut tetap berada di masjid sampai tahun 1969 ketika seorang teroris Israel bernama Michael Rohan membakar masjid yang menyebabkan hancurnya sebagian besar masjid termasuk tribun bersejarah. Kemudian pemerintah Yordania memerintahkan pembuatan tribun yang sama dan diperbaiki pada tahun 2007, tribun baru masih berdiri di masjid hingga saat ini, sedangkan sisa tribun asli disimpan di museum Islam di Yerusalem.
Sejarah Berdiri hingga Sekarang
Masjid Al-Qibli didirikan pertama kali oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Bani Umayyah. Kemudian disempurnakan pada masa anaknya Al-Walid bin Abdul Malik antara tahun 86-96 H / 705-714 M. Ketika dibangun pertama kali, masjid ini mempunyai 15 ruwak, kemudian diperbaharui setelah terjadi gempa pada masa dinasti Fatimiyah oleh Az-Zahir Li Izazi dengan merenovasi menjadi 7 ruwak, seperti sekarang ini.
Sejarah keberadaan Masjid Al-Qibli diawali ketika Khalifah Umar bin Khattab datang ke Al-Quds untuk membebaskan Baitul Maqdis pada tahun 15 H/636 M. Umar bertanya kepada Ka’ab Al-Ahbar tentang tempat yang baik untuk mendirikan tempat shalat.
Ka’ab Al-Ahbar mengusulkan dibangun menghadap ke Ash-Shakhrah supaya dapat menghimpun kiblat Nabi Musa dan Nabi Muhammad. Namun usulan tersebut ditolaknya, dan memilih tempat sekarang berada. Setelah itu Khalifah Umar membangun masjid yang dikenal dengan Jami’ Umar (Masjid Umar).
Masjid Al-Qibli dibangun dari kayu dan batang pohon sebagaimana Masjid Nabawi dahulu. Saat itu dapat menampung 1000 jama’ah. Kemudian diperbaharui dan diperluas oleh Khalifah Muawiyah bin Sufyan sehingga dapat menampung 3000 jama’ah.
Ketika tentara salib menguasai Al-Quds, mereka membagi Masjid Al-Qibli menjadi tiga bagian. Bagian pertama, dijadikan sebagai kantor komando pimpinan tentara salib. Kedua dijadikan tempat tinggal pasukan berkuda serta bagian. Ketiga dijadikan gereja. Barulah pada tahun 583 H / 1187 M fungsi Masjid Al-Qibli kembali seperti semula saat Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Al-Quds.
Masjid Al-Qibli kerap mengalami perubahan dalam beberapa kali masa pemerintahan Islam. Di antaranya pada masa Mamluk, masa Utsmani dan ketika awal penjajahan Inggris atas tanah Palestina.
Bagaimana Sofaz, Sungguh indahnya bumi Palestina bukan? Bumi yang memberikan torehan dalam catatan tinta sejarah kejayaan Islam. Tidak hanya tersebut di masa Rasulullah namun juga dilirik oleh kerajaan-kerajaan Islam yang Berjaya dimasanya. Lalu, bagaimana dengan kita sudah seberapa perjuangan yang diberikan dalam menjaga warisan para salafussaleh? Apakah kita sudah mempersiapkan jawaban jika mereka nantinya bertanya kepada kita tentang pusaka yang pernah ditinggalkannya?
Mari, bersama-sama kita bantu Palestina dengan doa, harta dan kemampuan yang kita bisa. Semoga Allah senantiasa menjaga bumi Palestina dari kezaliman para pembenci Islam.
Baca Juga: Bukti Kepedulian Palestina