MASKANULHUFFADZ.COM – Berabad-abad sebelum 75 tahun konflik Israel dan Palestina membara, Negara Palestina sudah menjadi daerah incaran oleh kaum Yahudi. Lalu, kenapa harus Baitul Maqdis? Tahukah Sofaz awal mula sejarah ini bermula? Mari, Simak sejarah berikut:
Awal Mula Sejarah Bani Israil
Sejarah ini bermula dari bapaknya para nabi yaitu Nabi Ibrahim as yang mempunyai 2 orang anak laki-laki. Kedua anaknya tersebut kelak menjadi nabi dan rasul serta dari mereka juga asal mula generasi.
Anak pertamanya bernama Ismail dari istrinya Hajar. Setelah 13 tahun kemudian Nabi Ibrahim as menikah lagi dengan Sarah dan melahirkan Ishak. Nabi Ismail as dan Hajar hidup di sebuah lembah tandus di jazirah Arab bernama Bakkah atau Mekah. Kemudian mereka membina Ka’bah yang menjadi tempat suci yang kelak akan banyak umat manusia mengunjunginya.
Dari Ismail as inilah asal mula nenek moyangnya kabilah Musta’ribah. Kabilah yang melahirkan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. 40 tahun setelah ka‘bah dibina, Nabi Ibrahim as membina Masjidil Aqsa untuk ditempati oleh Ishak dan keturunannya kelak, dari Nabi Ishak as lahir dua anak laki-laki bernama Esau dan Ya’qub.
Esau dan Ya’qub as mempunyai karakter yang berbeda. Esau berkepribadian suka berburu dan berpetualang di alam liar, sedangkan Ya’qub as punya kebiasaan berdiam dirumah, membaca dan belajar. Dari 2 anaknya ini mereka melahirkan 2 keturunan yang berbeda. Esau melahirkan keturunan bangsa Romawi sedangkan Nabi Yaqub as melahirkan keturunan Bani Israil.
Nabi Ya‘qub mempunyai 12 orang anak laki-laki dari 4 istrinya, salah satunya Nabi Yusuf as. Nabi yang kisah hidupnya secara lengkap diceritakan dalam satu surah penuh Qur’an surah Yusuf.
Sejak Nabi Yusuf memerintah di Mesir, pemerintahan dan rakyat berjalan dengan aman dan sejahtera. Namun, sepeninggal Nabi Yusuf as, keturunan Yaqub as (Bani Israil) hidup dibawah raja-raja Mesir yang Zalim. Hingga muncullah Nabi Musa as dari keturunan Bani Israil itu sendiri untuk menyelamatkan keturunan Bani Israil dari kejaran pasukan Fir’aun.
Keturunan Bani Israil selamat melintasi laut merah, kemudian ia memasuki semananjung Sinai lalu diperintahkan memasuki Baitul Maqdis, yang saat itu Palestina diduduki oleh bangsa Kan‘an sehingga Bnai Israil tidak mau memasukinya karena takut menghadapi bangsa Kan‘an yang kejam dan bengis.
Sepeninggalan Nabi Musa as, Bani Israil dipimpin Nabi Yusak bin Nun, dan ia membawa Bani Israil memasuki Baitul Maqdis setelah menaklukan bangsa Filistin. Ratusan tahun kemudian, kerajaan Israil diperintah oleh Tholut, dengan kepemimpinan yang kejam dan bengis terutama kepada Bani Israil.
Lalu, kepemimpinan diambil alih oleh Nabi Daud as dan berhasil mengalahkan Tholut. Sepeninggal Daud as, kerajaan Israil dipimpin oleh Sulaiman as. Selama pemerintahan Daud as dan Sulaiman as kerajaan Israil hidup dalam kejayaan dan kekayaan yang melimpah.
Kerajaan Sulaiman as sangat luas, dikenal seantero dunia kemegahan dan kehebatannya. Sepeninggal Sulaiman as, berdiri kerajaan Yehuda, kemudian berturut-turut ditaklukkan oleh Nebukadnezar (babilonia) Persia, Yunani, Romawi. Dua kali bait suci dihancurkan, pertama oleh Babilonia, kedua oleh Titus (Romawi) abad pertama masehi tahun 70 Masehi.
Kejayaan Baitul Maqdis
Pasca penghancuran Bait suci kedua oleh Romawi, suku-suku yahudi menyebar ke banyak kawasan dunia, terutama Eropa. Baitul Maqdis saat dibawah kekuasaan Byzantium dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, sangat kotor, terhina dan diperlakukan menjadi tempat pembuangan sampah pembalut. Selama lebih dari tiga ratus tahun hingga muncul sosok mulia, Umar bin Khattab ra (637 M) membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Romawi dan membersihkan sampah terkotor itu hingga bersih sama sekali.
Tahun 637-1099 M, adalah tahun-tahun yang penuh dengan kedamaian dan ketentraman. Yahudi, Nasrani dan Islam hidup berdampingan dengan penuh toleransi. Hingga datang malapetaka untuk kesekian kalinya, darah kembali membanjiri Baitul Maqdis.
Pasukan salib dari Eropa berjumlah puluhan ribu menyerbu Baitul Maqdis (kota Yerusalem) dengan bengis, brutal, kejam luar biasa membantai semua penduduk dan semua yang bernyawa di Baitul Maqdis, hanya segelintir yang selamat.
Baca Juga: Keistimewaan Masjid Al-Aqsa
70.000 kaum muslimin dan Yahudi tewas, mayat-mayat mereka dibiarkan berserakan dijalan-jalan, lapangan, mimbar baitul maqdis dan baru seminggu kemudian ketika bau busuk merebak, satu persatu mayat itu dibersihkan, sebagian dibakar. Yerusalem jatuh ke tangan pasukan salib, mereka memerintah di sana hingga tahun 1187 M, Yerusalem kembali ke pangkuan islam yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Sejak itu, Baitul Maqdis berturut-turut di bawah kesultanan Ayyubiyah, mamluk, hingga Turki Utsmaniyah.
Tahun 1924 M, Imperium Ottoman jatuh, baitul Maqdis di bawah mandat Inggris sebagai pemenang perang dunia pertama. Atas lobi-lobi Zionis, maka Inggris memberikan Izin kepada diaspora Yahudi untuk tinggal dan menetap di Baitul maqdis secara khusus dan bumi Palestina secara umum.
Mereka yang datang pertama kali adalah orang-orang kaya berdarah Yahudi yang sebagian besar adalah petinggi Zionis. Mereka membeli berapapun tinggi harga tanah di sana waktu itu dan tanah-tanah yang dibeli itu kemudian ditempati oleh diaspora Yahudi yang terus berdatangan.
Perang Dunia Kedua
Tahun 1939 M-1945 M, meletus perang dunia kedua sehingga memuluskan jalan bagi Zionis untuk misi jangka panjang mereka, dalam merampas tanah palestina dan mendirikan Bait suci ketiga di atas bangunan Masjidil Aqsa.
Tahun 1948, secara sepihak berdiri Penjajah yang menahbiskan diri “merdeka” entah dari siapa dan mendirikan negara Israel di atas tanah Palestina.
Israel sekarang tentu jauh berbeda dengan Israel zamannya Nabi Yaqub as. Zionis yang ajarannya bersumber dari Talmud, telah mencatat Nabi Yaqub yang mulia sholeh dan bertaqwa menjadi nama dari sebuah Negara Ilegal yang berdiri di atas genangan darah dan air mata Warga Palestina.
Sejak itulah hingga detik ini, cengkeraman Zionis tidak saja secara fisik berlaku di Palestina, tapi juga di semua penjuru dunia. Sistem ekonomi, politik, ilmu pengetahun sudah mereka kuasai dan rusak demi kepentingan masa depan pembangunan bait suci ketiga.
Lantas, kenapa harus Baitul Maqdis? Bukankah tempat suci itu tidak hanya Baitul Maqdis?Semua itu, berawal dari peristiwa isra’ Mi’raj. Rasulullah saw sebelum di perjalanan ke langit menjemput sholat (Sidratul Muntaha) terlebih dahulu diperjalankan dari Makkah ke Palestina, setelah itu baru naik ke langit.
Baca Juga: Alasan Membela Palestina
Secara tersirat, peristiwa ini bermakna bahwa garis lurus Sidratul Muntaha itu bukan di Masjidil haram, atau Nabawi akan tetapi di Masjidil Aqsa. Disamping itu, Baitul maqdis bukan saja tempat suci dalam keyakinan Islam saja, namun juga dalam keyakinan Yahudi dan Nasrani. Makanya, tempat ini sudah menjadi rebutan bangsa dan peradaban besar dunia.
Wallahu A’lam