MASKANULHUFFADZ.COM – Pemuda adalah sosok yang penting dalam membangun peradaban lebih baik. Dalam mewujudkannya maka perlu dipersiapkan mental dari seorang pemuda agar tujuan dan keinginan tersebut tercapai.
Dalam kitab ayyuhal walad karangan Imam Al-Ghazali berisi tentang 25 wasiat khusus untuk pemuda, 4 di antaranya sebagai berikut:
Pertama Waktu adalah Kehidupan
Waktu merupakan unsur terpenting dalam perputaran kehidupan, sehingga kita butuh manajemennya agar lebih produktif dan berkualitas. Seperti yang disampaikan Imam Al-Ghazali, waktu itu bagaikan es yang pasti terus mencair, maka kita harus memanfaatkannya agar tidak terbuang sia-sia.
Imam Al-Ghazali pun berpesan, hendaknya kita memakmurkan waktu siang dan malam untuk melakukan kebaikan. Karena sejatinya waktu itu adalah umur, dan umur merupakan modal dalam memenuhi bekal perdagangan untuk akhirat.
Kedua Hidup adalah Cinta dan Amal
Imam Al-Ghazali menuturkan perihal makna cinta dan amal. Menurutnya jalani hidup sesuka hati kita karena ingatlah kita pasti mati, dan cintailah apa saja yang dikehendaki karena engkau pasti akan berpisah dengannya, dan lakukanlah apa saja yang engkau kehendaki karena engkau akan dibalas atas segala amal perbuatanmu.
Terdapat 3 pesan yang termuat dalam nasehat tersebut di antaranya: Pertama, kematian merupakan nasehat terbaik dalam hidup, kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi dan menjadikan kematian baik atau buruk serta kehidupan yang mulia atau terhina itu adalah pilihan dari manusia itu sendiri. Namun, yang perlu diingat bahwa kematian bukan akhir dari kehidupan tetapi awal dari pertanggung jawaban untuk menempuh hidup yang baru.
Baca Juga: Ciri Pemuda yang Allah Kagumi
Kedua, manusia memiliki kodrat sebagai makhluk sosial. Dalam menjalankan perannya tersebut, Allah menganugerahkan rasa kasih sayang dalam setiap pribadinya, sebagai modal bagi mereka untuk menyebarkan kebermanfaatan kepada makhluk di bumi.
Ketiga, perintah untuk beramal dan berbuat kebaikan meskipun kecil. Karena bagi Allah tidak ada perbuatan makhluknya yang sia-sia dan dipandang tidak berharga. Motivasi di atas menjadi penyemangat bagi kita untuk terus beramal dengan cinta agar Allah memberikan rahmatnya sehingga kita memperoleh kehidupan yang baik dunia dan akhirat.
Ketiga Ikhlaskan Niat
Secara bahasa ikhlas adalah kebersihan hati atau hati yang tulus, sedangkan menurut ulama ikhlas diartikan sebagai membersihkan amalan dari penilaian manusia sehingga jika seseorang melakukan amal ia murni hanya untuk mengharap pandangan dan penilaian dari Allah.
Sementara itu, menurut Imam Al-Ghazali yang dimaksud ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu dengan disertai niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dari segala bentuk ketidakmurnian selain taqarrub ilallah. Penjelasan tentang ikhlas ini serupa dengan pepatah arab yang berkata:
“Berjaga malam kalau bukan karena dirimu adalah sia-sia dan menangis jika bukan karena kehilanganmu adalah tidak berguna.”
Keempat Tinggikan Cita-Cita, Lawan Nafsu dan Siapkan Bekal Akhirat
Cita-cita merupakan keinginan dalam pikiran manusia, menjadi tujuan yang diupayakan untuk mewujudkannya. Dalam mencapai hal tersebut maka butuh semangat dan keyakinan. Namun, disayangkan banyak kita yang menjadikan motivasi diri sebagai penyemangat dalam meraih cita-cita, hingga lupa hakikat keberhasilan itu adalah kehendak dari Allah.
Dalam ceramah Ustadz Bachtiar Nasir berpesan, semangat paling tinggi itu adalah semangat yang digantungkan kepada Allah. Orang yang bercita-cita tinggi itu umpama sekumpulan burung terbang tinggi, sehingga tidak bisa dibidik oleh senapan. Sedangkan bagi mereka yang hanya bercita-cita rendah dia sangat mudah dijangkau senapan. Hal ini akan membuatnya mudah goyah bahkan mati. Sementara itu bagi ia yang terbang tinggi seperti titik hitam di langit yang sulit untuk di bidik. Seperti inilah perumpamaan bagi orang-orang yang menggantungkan cita-cita kepada Allah.
Baca Juga: Nasihat Imam Al-Ghazali untuk Murid
Bahkan Rasulullah memotivasi kita untuk bercita-cita masuk surga tertinggi yaitu Firdaus, jangan bermotivasi untuk masuk surga hanya menghindari masuk neraka saja.
Inilah gambaran Islam memotivasi umatnya untuk terus bercita-cita, menjadikan alam sebagai pembelajaran agar kita termotivasi untuk bergerak maju, dan tidak kalah dengan semangat makhluk yang notabene mempunyai kedudukan yang rendah dari manusia.
Kesimpulan:
Jadilah pemuda yang terus berproses dan berprogres dalam perbaikan diri, dengan cara-cara yang diajarkan dalam Al-Quran dan nasehat para ulama. Semoga dengan mengikuti langkah-langkah tersebut pemuda bisa menjadi motor pergerakan dalam membentuk peradaban yang lebih baik.
wallahu a’lam