Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Generasi Strawberry merupakan istilah yang muncul dari Taiwan yang diperuntukkan untuk kelahiran tahun 1980 dan 2000. Generasi dengan orang-orang kreatif namun rapuh.

Istilah yang digunakan ini menggambarkan generasi muda yang mengalami kesulitan dengan tekanan sosial yang terjadi. Para peneliti sosial membagi generasi Strawberry dalam 4 ciri-ciri di antaranya: rentan terhadap stress, kurangnya ketahanan mental, sensitivitas terhadap kritik, dan ketergantungan pada orang lain atau teknologi.

Menanggapi pemahaman tentang generasi Strawberry, Islam memberikan contoh sebagai role model anak muda dalam bersikap, salah satunya sahabat Rasulullah Usamah bin Zaid.

Panglima Hebat Kesayangan Rasul

Usamah bin Zaid merupakan anak dari Zaid bin Haritsah radhiyallahu anhu. Dia merupakan panglima yang sangat dicintai Rasulullah, sehingga dia digelari Al-Hibb Wa Ibnil Hibb artinya kesayangan dari anak kesayangan.

Usamah tumbuh sebagai pribadi yang besar, cerdik, berani luar biasa, bijaksana, pandai meletakkan sesuatu pada tempatnya, tahu menjaga kehormatan, senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela, pengasih, disayangi banyak orang, taqwa, wara’ (berhati-hati), dan mencintai Allah.

Kepribadian tangguh yang dimilikinya memberikan kepercayaan pada diri Rasulullah untuk mengutusnya sebagai panglima perang pada usia mudanya. Pada usia 17 tahun ia sudah memimpin perang ke Syam, bahkan dalam rombongan tersebut ada Umar bin Khattab.

Namun sebelum keberangkatan perang, Rasulullah terlebih dahulu wafat sehingga keberangkatan ditunda, lalu Abu Bakar dibaiat menjadi Khalifah. Setelah 2 hari Rasulullah wafat Abu Bakar langsung memberangkatkan pasukan, namun kebijakan ini mendapat kritik dari Umar bin Khattab dikarenakan Usamah yang masih muda dan belum berpengalaman.

Mendengar masukan tersebut membuat Abu Bakar marah, dan mengingatkan Umar agar tidak meragukan pilihan Rasulullah sekecil apapun.

Setelah perang usai, Usamah berhasil membuktikan kepercayaan Rasul untuk menjadikannya sebagai panglima perang. Hanya membutuhkan 40 hari Usamah berhasil menaklukan Syam tanpa ada satupun pasukan yang gugur, dan menariknya mereka sukses membawa barang ghanimah yang banyak.

Berkat strategi dan kerjasama tim yang bagus, peperangan ini menabung banyak pujian dari masyarakat. Belum pernah ada pasukan yang kembali dari medan tempur dengan selamat dan utuh serta berhasil membawa harta rampasan sebanyak yang dibawa oleh pasukan Usamah bin Zaid.

Kisah tersebut menjelaskan bahwa seorang pemuda harus mampu menunjukkan potensinya dengan maksimal, selalu bersemangat dalam menjalankan amanah, serta jangan putus asa, tidak mendengarkan cemoohan dan keraguan orang lain, tapi terus berusaha maksimal dan buktikan kemampuan yang dimiliki.

Jangan biarkan keresahan, masalah dan tantangan membuat kita rapuh, tapi jadikan semua itu menjadi pemicu untuk berkembang. Inilah pelajaran dari kepribadian Usamah bin Zaid untuk menjadi generasi strawberry yang tangguh.
wallahu a’lam.

Leave a Reply