Skip to main content
Filsuf

MASKANULHUFFADZ.COM – Hati berasal dari bahasa Arab yaitu qalbun, dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 168 kali. Menurut Imam Al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulumuddin hati didefinisikan sebagai suatu bagian yang bersifat halus dan ketuhanan yang tidak tampak secara fisik, serta berperan untuk menganalisis suatu perkara atau ilmu yang diperolehnya.

H ati merupakan sumber kebaikan dan keburukan amal perbuatan manusia. Jika hati baik maka seluruh jasad akan baik. Sebaliknya, jika hati rusak maka seluruh jasad rusak.

Oleh karenanya, hendaklah kita selalu membersihkan hati dengan dzikir dan istighfar, agar setiap tingkah laku kita selalu berada dalam koridor yang benar. Hati itu layaknya badan bisa terserang virus dan penyakit, salah satu penyakit yang berbahaya adalah membekunya hati.

Seperti dijelaskan dalam firman Allah Quran surah Al-Baqarah ayat 74, sebagai berikut:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةًۗ

Artinya: “Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga hatimu seperti batu, bahkan lebih keras.
Berikut tiga tanda hati yang beku:

1. Malas Menjalankan Ketaatan

Seorang yang beku hatinya akan sulit beribadah dengan khusyu’ dan semangat. Seperti halnya hendak menunaikan shalat, ia hanya akan menjalankan ibadah sekedar rutinitas gerakan badan tanpa memaknai dari shalat yang dikerjakannya tersebut.

Sebagaimana dijelaskan dalam Quran surah An-Nisa ayat 142 berikut:

وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ

Artinya: “Apabila berdiri untuk shalat, mereka melakukannya dengan malas.

2. Mengutamakan Dunia daripada Akhirat

Seseorang lebih mengutamakan urusan dunia, maka ia akan melalaikan akhirat dan agamanya. Bahkan, di antara mereka ada yang menempuh cara-cara melanggar syari’at Allah demi mendapatkan dunia.

Padahal dunia itu semakin dikejar maka semakin membuat seseorang merasa tidak cukup puas dengan apa yang dimilikinya. Jika seandainya manusia diberikan satu lembah harta, maka niscaya ia akan menginginkan lebih dari itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَلَوْ كَانَ لِابْنِ آدمَ وَادٍ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ إِلَيْهِ ثَانٍ، وَلَوْ كَانَ لَهُ وَادِيَانِ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ إِلَيْهِمَا ثَالِثٌ، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدمَ إِلَّا التُّرَابُ

Artinya: “Jika seandainya manusia memiliki satu lembah harta, sungguh ia akan berambisi untuk memiliki lembah yang kedua. Dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, maka sungguh ia akan berambisi untuk memiliki yang ketiga. Dan tidak ada yang membuat penuh perut manusia (puas) kecuali tanah (mati),” (HR Ahmad dan Ath-Thabrani).

3. Merasakan Kegundahan

Hati yang keras akan membuat kehidupan menjadi gelisah, karena kebahagiaan yang hakiki adalah terletak pada iman dan ketaatan kepada Allah.

Ibnu Hazm berkata, “Saya berusaha meneliti suatu hal yang dicari oleh semua orang, ternyata saya tidak mendapati kecuali satu perkara, yaitu ketenangan dan hilangnya kegelisahan.”

Namun, untuk mendapatkan ketenangan tersebut tidak diraih dengan harta, kecantikan, pangkat dan jabatan, atau hiburan-hiburan bersifat sementara. Tetapi ketenangan hanya bisa dirasakan dengan keimanan dan amal shaleh.

Seperti firman Allah dalam Quran surah An-Nahl ayat 97 berikut:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Inilah tiga di antara tanda hati yang beku yaitu malasnya beribadah, mengutamakan dunia, dan merasakan kegelisahan. Maka berhati-hatilah, jangan sampai kita membiarkan hati ini rusak karena noda-noda dosa sehingga hati kita mati.

Wallahu a’lam

Leave a Reply