Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Guru merupakan tokoh yang memiliki kedudukan penting dalam pembentukan generasi setelah peran orang tua. Kedudukan guru ini dipandang mulia dalam Al-Quran karena perannya sebagai penolong agama.

Seperti ungkapan Imam Al-Ghazali, seorang ulama tasawuf modern yang mengatakan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, guru merupakan pelita yang menerangi dan mencerahkan masyarakat di setiap zamannya. Bahkan Hasan Al-Bashri rahimahullah menyampaikan penjelasannya bahwa “Jika bukan sebab para ulama yang mengajarkan ilmunya maka niscaya manusia akan berubah seolah-olah seperti binatang.”

Begitu pentingnya peran guru dalam pembentukan akhlak generasi, dari tangan gurulah lahir para manusia hebat yang dapat mengubah peradaban.

Mengacu pada buku Muhammad Sang Guru karangan Abdul Fattah Abu Ghuddah diterangkan bahwa Al-Quran menetapkan Rasulullah sebagai guru bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan Al-Quran surah Al-Jumuah ayat 2:

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْrمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ

Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Al-Quran surah An-Nisa ayat 79:

وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

Artinya: “Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.”

Al-Quran surah Saba 28:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Tidaklah Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Kemuliaan Tugas Guru

Dalam pandangan filsafat Imam Al-Ghazali yang dimaksud guru dan ulama yaitu seorang yang memberikan hal positif, kreatif dan bersifat membangun kepada manusia yang sangat menginginkannya dalam hidupnya, yang diperoleh dengan jalan apapun tanpa mengharapkan upah dari jasa yang diberikannya.

Tugas utama seorang guru adalah mengajar, dan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya ihya ulumuddin juga menyampaikan, kemulian tugas mengajar ini adalah seorang alim yang mengamalkan apa yang telah diketahuinya. Dia seperti matahari yang menerangi alam-alam yang lain, mempunyai cahaya dalam dirinya, dan seperti minyak wangi yang mewangikan orang lain karena ia wanginya. Barangsiapa yang memiliki pekerjaan mengajar ia telah memilih pekerjaan yang besar dan penting.

Demikian tinggi penghargaan Imam Al-Ghazali terhadap pekerjaan guru. Sehingga meng umpamakan bagai matahari atau minyak wangi. Matahari adalah sumber cahaya yang dapat menerangi dan memberikan kehidupan. Sebab dengan ilmu yang diperoleh dari guru, teranglah mana yang benar dan yang salah sehingga dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Adapun mengenai minyak wangi adalah benda yang disukai setiap orang, karena ilmu itu penting bagi kehidupan manusia dunia dan akhirat sehingga setiap orang pasti menginginkan dan mencintainya.

Berdasarkan uraian diatas maka ada 2 tugas dan fungsi dari seorang guru, yaitu:

Pertama, fungsi penyucian, artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri, pengembang serta pemelihara fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

wallahu a‘lam.

 

Leave a Reply