MASKANULHUFFADZ.COM – Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, bulan ini memiliki keistimewaan dan dianggap sebagai bulan mulia, sebab bulan ini merupakan bulan untuk persiapan memasuki Bulan Ramadhan.
Sya’ban secara lughah artinya kelompok atau golongan. Sebab orang-orang Arab dahulunya berpencar-pencar untuk mencari sumber air. Disebut sebagai Bulan Sya’ban sebab bulan ini muncul di antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan. Menurut Ibnu Hajar, Sya’ban adalah bulan di mana masyarakat sibuk mencari sumber air setelah Rajab berlalu.
Pada bulan ini, terdapat beberapa keutamaan di dalamnya. Salah satunya diangkatnya amal-amal manusia kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ, لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ, قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ, وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ, فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Dari Usamah bin Zaid berkata: Aku bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, aku tidak melihatmu berpuasa seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya), beliau menjawab: “Bulan itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu diangkat amal-amal kepada Allah Tuhan semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa,” (Imam Ahmad, Imam Abu dawud dan An-nasa’i).
Berdasarkan hadis di atas, maka jelas disampaikan bahwa Rasulullah sangat memanfaatkan waktu-waktu dalam Bulan Sya’ban dengan memperbanyak ibadah, khususnya ibadah puasa. Anjuran ini juga dijelaskan dalam hadis yang shahih berikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Melaksanakan puasa di Bulan Sya’ban tidak hanya sekedar bentuk anjuran dari Rasulullah, namun di dalamnya terdapat banyak hikmah yang terkandung. Berikut di antaranya:
- Melatih kesabaran dan keikhlasan.
- Menjaga konsistensi ibadah, agar saat memasuki Bulan Ramadhan umat Islam lebih terbiasa dengan ibadah sunnah.
- Mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah puasa merupakan ibadah rahasia yang hanya Allah dan pelakunya yang mengetahui, sehingga ini menjadi ibadah alternatif dalam menjaga keikhlasan amal.
Inilah keutamaan Bulan Sya’ban beserta amalan yang dianjurkan, sebagaimana Rasulullah juga melakukannya. Maka, manfaatkan Bulan Sya’ban dengan memaksimalkan ibadah wajib dan sunnah sebagai persiapan memasuki Ramadhan yang penuh berkah.
Baca Juga: Raih Kemuliaan Sya’ban dengan Melakukan Amalan Ini