“Cinta itu bukan tentang pacaran, tetapi bagaimana kita menjaga diri dan kehormatan. Jika benar-benar cinta, datangi walinya, bukan menggoda dan menjerumuskan dalam dosa”
Buya YahyaPenceramah
MASKANULHUFFADZ.COM – Valentine dikenal sebagai hari kasih sayang, momen untuk mengekspresikan cinta, dan sering kali dikaitkan dengan nuansa romantisme.
Pada tanggal ini, banyak pasangan yang saling mengungkapkan rasa kasih sayang dengan saling berbagi hadiah, seperti bunga, coklat, boneka, dan kado-kado spesial berwarna pink. Namun, tahukah kamu ternyata dalam syari’at Islam tidak ada mengenal istilah valentine sebagai ungkapan romantisme. Jauh dari pada itu, Islam lebih elegan mengenalkan konsep romantisme bagi umatnya. Romantisme yang mendalam dan abadi, tidak hanya menyentuh hati tapi juga jiwa manusia.
Semua itu dapat ditemukan dari romantisme bersama Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak hanya kitab suci, tetapi surat cinta dari Allah yang di dalamnya tidak hanya membahas aturan kehidupan manusia, tetapi juga menghadirkan ketenangan dan kasih sayang dari Allah.
Sebagaimana Allah jelaskan dalam firmannya, Quran surah Ar-Ra’d ayat 28:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Membangun Romantisme Bersama Al-Qur’an
Berikut cara menumbuhkan romantisme bersama Al-Qur’an:
1. Mencintai Al-Qur’an dengan Tadaburnya
Salah satu cara menumbuhkan cinta pada Al-Qur’an adalah dengan mentadaburi setiap ayat di dalamnya. Pada setiap ayat yang disampaikan terdapat pesan cinta dari Allah untuk seluruh hambanya.
2. Menghidupkan Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari
Romantisme bersama Al-Qur’an tidak hanya membaca atau menghafalkannya, tetapi bisa dengan menghidupkan ajarannya dalam setiap aspek kehidupan. Setiap perbuatan baik yang berlandasakan petunjuk Al-Qur’an merupakan bentuk cinta kita pada Allah, dan Allah pun mencintai hambanya yang beramal shaleh.
3. Membaca dan Menghafalkan Al-Qur’an
Menghafalkan Al-Qur’an merupakan sarana mencintai Allah dan Rasulullah. Mencintai sesuatu maka akan ada usaha untuk selalu membersamai. Orang yang beriman akan membuktikan rasa cintanya pada Allah dan Rasul melebihi cinta pada dirinya. Sehingga ia rela mengorbankan waktu, harta, dan kesenangan duniawinya untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur’an.
4. Al-Qur’an, Cinta Sejati yang Selalu Mengingatkan
Salah satu fungsi Al-Qur’an diturunkan kepada manusia adalah sebagai mau’izah (nasehat). Nasehat ini berperan sebagai pengingat bagi manusia yang kerap kali melakukan kesalahan. Sehingga dengan nasehat ini manusia bisa menjalankan kehidupan sesuai dengan syari’at yang diajarkan.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Qur’an surah Yunus ayat 57:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kamu mau‘izhah (pengajaran dan peringatan) dari Tuhan kamu, syifa’ (obat) bagi apa-apa yang ada dalam hati, huda (petunjuk) dan rahmah (kasih sayang) bagi orang-orang yang beriman.”
Kesimpulannya, Romantisme sejati bukan sekadar tentang memberi hadiah atau merayakan hari kasih sayang, tetapi tentang mengarahkan cinta kepada yang hakiki yaitu Allah. Al-Qur’an mengajarkan kita tentang cinta yang tidak terbatas oleh waktu, yang membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati. Dengan membaca, mentadaburi, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an, kita tidak hanya menemukan ketenangan dalam hati, tetapi juga cinta yang abadi.
Maka, mari kita arahkan hati dan cinta kita kepada Al-Qur’an, agar kasih sayang yang kita bangun menjadi lebih bermakna dan bernilai bagi Allah.