MASKANULHUFFADZ.COM – Abdullah bin Mas’ud adalah anak dari pengembala yang hidup di lereng perbukitan kota Mekkah. Seorang pengembala dari bangsawan Quraisy, bernama Uqban bin Mu’aith.
Awal Mula Cahaya Islam Menyentuh Hatinya
Dikisahkan suatu hari, ia melihat ada dua orang laki-laki yang tengah menghampirinya dengan sangat letih dan kehausan. Bibir dan kerongkongannya terlihat kering, laki-laki tersebut mampir untuk meminta susu domba sekedar menghilangkan haus mereka.
“Maaf Pak, saya tidak dapat memberi Bapak, karena domba-domba ini bukanlah kepunyaan saya. Saya hanya sebagai pengembala,” jawab Abdullah bin Mas’ud.
Laki-laki tersebut merespon positif jawaban anak kecil tersebut, seorang di antara mereka berkata, “Bawalah kemari seekor domba betina yang belum kawin.”
Anak tersebut mengambil dan membawakannya dekat pada mereka. Laki-laki tersebut meraba susu kambing sembari membaca “bismillah”. Abdullah bin Mas’ud kecil menjadi terheran-heran mana mungkin anak domba bisa diperas susunya.
Seketika keajaiban terjadi, anak kambing tersebut tiba-tiba memancarkan air susu yang sangat deras dan berlimpah, kemudian mereka bertiga menikmati susu segar tersebut. Setelah mereka minum dengan puas, laki-laki tersebut memberhentikan pancaran susu kambing itu.
Melihat kejadian itu ia tertarik dengan laki-laki tersebut dan meminta mengajarkannya. Inilah kisah pertama kali ia berjumpa dengan manusia paling mulia yaitu Rasulullah Muhammad SAW, dan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq.
Mengabdi Untuk Kekasih Allah
Sejak peristiwa tersebut Abdullah bin Mas’ud semakin tertarik dengan Rasulullah dan sahabatnya itu. Ia semakin kagum dan akhirnya masuk Islam. Ia datang menemui Rasulullah dan memohon agar diterima menjadi pelayan beliau. Rasulullah pun menerimanya.
Sejak hari itu, ia tinggal bersama Rasulullah dan beralih profesi menjadi pelayan Rasulullah. Ia mendampingi Rasulullah bagaikan bayang-bayang benda. Abdullah bin Mas’ud membangunkan Rasulullah untuk shalat bila beliau tertidur, menyediakan air mandi, mengambil terompah, membawakan tongkat, sikat gigi, bahkan membuka dan menutup pintu kamar hendak tidur.
Bahkan Rasulullah menjulukinya sebagai Shahibul Sirri Rasulullah (pemegang rahasia Rasulullah). Berkat kesempurnaan didikan Rasulullah, ia tumbuh menjadi seorang yang sempurna, terpelajar, akhlak tinggi, dan sesuai dengan akhlak Rasulullah. Bahkan ia dikenal sebagai seorang yang paling mirip akhlaknya dengan Rasulullah.
Mempunyai Bacaan Seperti Rasulullah
Disamping itu, ia dikenal sebagai sahabat yang sangat baik dalam membaca Al-Qur’an, paham maknanya, dan alim dalam syariat Islam. Bahkan Rasulullah mengakui bacaannya, “Siapa yang ingin membaca Al-Qur’an dengan baik seperti yang diturunkan Allah, bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas’ud.”
Abdullah bin Mas’ud pernah berkata tentang pengetahuannya seputar Al-Qur’an, “Demi Allah, tidak ada satu ayat dalam Al-Qur’an melainkan aku tahu dimana dan dalam situasi bagaimana turunnya. Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada aku, niscaya aku datang belajar kepadanya.” Kepintaran Abdullah bin Mas’ud ini pun diakui oleh Umar bin Khattab.
Diceritakan bahwa, pada suatu malam yang sangat gelap sang khalifah bertanya pada kabilah seputar ayat dalam Al-Qur’an.
Ayat Al-Qur’an manakah yang paling ampuh? “Al-Baqarah ayat 255”
Ayat manakah yang paling kuat hukumnya? “An-Nahl ayat 9”
Ayat Al-Qur’an manakah yang mencakup semuanya? “Al-Zalzalah ayat 8,”
Ayat manakah yang memberikan kabar takut? “An-Nisa ayat 123”
Ayat manakah yang memberikan harapan? “Az-Zumar ayat 53”
Adakah di antara kalian Abdullah bin Mas’ud? “iya, ada”
Inilah kepintaran Abdullah bin Mas’ud, bahkan ia tidak terpedaya dengan dunia sedikitpun. Ia lebih fokus beribadah kepada Allah, bahkan di akhir hidupnya ia tidak pernah mengambil gaji sedikitpun untuk memenuhi kesenangannya sampai ia meninggal dalam keadaan lidahnya basah berzikir kepada Allah dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Wallahu a’lam, semoga kita bisa mencontoh keteladanan dari sahabat Rasulullah ini. Aamin.