Skip to main content

MASKANULHUFFAD.COM – Thawaf wada merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji. Thawaf secara bahasa berasal dari kata thaafa yathuufu yang artinya mengelilingi sekitar.

Ibadah ini dilakukan dengan cara berkeliling berlawanan jarum jam mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali sembari berdoa yang dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad. Thawaf wada disebut juga thawaf shodr atau akhirul ‘ahd. Menurut mayoritas ulama thawaf ini hukumnya wajib kecuali Imam Malik menghukuminya sunnah.

Hukum Thawaf Wada

Hukum thawaf wada dijelaskan dalam hadis Rasulullah berikut:

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: { أُمِرَ اَلنَّاسُ أَنْ يَكُونَ آخِرَ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ, إِلَّاأَنَّهُ خَفَّفَ عَنِ الْحَائِضِ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Orang-orang diperintahkan agar akhir dari ibadah haji mereka adalah thawaf di Baitullah, tetapi diberikan keringanan bagi wanita haid.” (Muttafaqun ‘alaih), (HR. Bukhari dan Muslim).

Dinamakan thawaf wada karena thawaf untuk berpamitan dengan Baitullah. Thawaf ini dilakukan ketika orang-orang akan keluar dari Mekkah. Menurut Imam Malik akhir dari ibadah haji adalah mengelilingi ka’bah. Namun, bagi yang tinggal di wilayah Mekkah dan Perempuan haid tidak perlu melakukannya, tapi wajib membayar fidyah.

Adapun menurut Imam An-Nawawi. Mengatakan pendapat paling shahih dalam mazhab Syafi’I, thawaf wada wajib atas orang yang hendak meninggalkan Makkah baik orang yang tinggal di dalam atau di luar Mekkah.

Berdasarkan perkataan ulama di atas, dapat difahami bahawa orang yang meninggalkan Makkah tanpa melaksanakan tawaf wada, maka dia melakukan perkara dosa dan wajib dia kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf wada, jika perjalanannya belum mencapai jarak yang dibolehkan mengqashar sembahyang.

Jika dia kembali dan melaksanakan tawaf wada, sebelum mencapai jarak qasar sembahyang, maka tidak wajib ke atasnya dam. Jika dia tidak kembali ke Makkah untuk mengerjakan tawaf wada. Setelah mencapai jarak qasar sembahyang maka wajib ke atasnya membayar dam. Dam yang berlaku adalah dam tertib wa taqdir yaitu menggantikannya dengan 1/7 unta atau 1/7 sapi jika tidak mampu untuk melakukannya, maka hendaklah dia berpuasa selama 10 hari.

Dengan demikian, maka thawaf wada adalah rangkaian ibadah haji yang wajib untuk dilaksanakan. Selain itu, thawaf juga berfungsi sebagai bentuk penghormatan untuk berpamitan dengan Baitul Haram. 

Baca Juga: 3 Hari Setelah Lebaran Dilarang Berpuasa, Ini Alasannya

Leave a Reply