Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Kejayaan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah bukan hanya ditopang oleh kejayaan politik dan ekonomi, tetapi juga oleh pengelolaan wakaf yang profesional. Pada masa itu, wakaf bukan sekadar simbol amal ibadah, melainkan motor penggerak pendidikan, kesehatan, dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Kontribusi Wakaf dalam Peradaban Islam

Pada masa ini, ilmu pengetahuan berkembang pesat, mulai dari penerjemahan naskah Yunani hingga berdirinya pusat kajian dan perpustakaan Bait Al-Hikmah. Perkembangan tersebut melahirkan berbagai mazhab keilmuan.

Puncak kejayaan terjadi pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dan putranya, Al-Ma’mun. Melimpahnya kekayaan negara saat itu dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, serta pengembangan bidang kedokteran dan farmasi.

Bahkan dengan banyaknya kelimpahan harta masyarakat Baghdad, Khalifah Ma’mun dari Dinasti Abasiyyah ini mendirikan badan wakaf secara formal untuk mengelola harta ummat. Ia menggagaskan pengelolaan harta wakaf ini dimanfaatkan untuk pelaksanaan pendidikan.

Dengan pengolaan dana ini banyak pendidikan yang terbantu baik dari sarana, praarana, maupun operasionalnya, di antaranya:

Berdiri universitas Bayt al-Hikmah yaitu universitas yang menjadi lembaga pusat penerjemahan, penelitian, pengajaran, dan observatorium yang mengumpulkan ribuan buku dan para sarjana untuk mempelajari berbagai bidang ilmu.

Universitas Nizamiyah didirikan berfungsi menyebarluaskan ajaran mazhab Ahlussunah waljamaah yang menjadi mazhab resmi pemerintahan Abbasiyah. Didirikan oleh seorang menteri bangsa Saljuk dan dianggap sebagai lembaga pendidikan tinggi yang didirikan dalam Islam.

Ibnu Khaldun mencatat bahwa pada masa itu, Salahuddin al-Ayubi mewakafkan tanah pertanian, rumah, dan berbagai bangunan untuk kepentingan pendidikan. Demikian pula, pemerintah Turki turut mewakafkan harta benda bagi sektor pendidikan, sehingga banyak pelajar dapat merasakan manfaatnya. Dari sinilah lahir sejumlah ulama terkemuka dan para ahli di berbagai bidang.

Kejayaan Abbasiyah ini membuktikan bahwa wakaf yang dikelola dengan baik mampu menjadi fondasi peradaban. Kini, tantangan bagi umat Islam Indonesia adalah bagaimana meniru spirit dalam mengoptimalkan potensi wakaf untuk kemajuan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Melalui sinergi pesantren, masyarakat, dan pemerintah, wakaf bisa kembali menjadi motor dalam membangun kejayaan peradaban Islam di masa sekarang.

Leave a Reply