MASKANULHUFFADZ.COM – Dalam upaya meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an para santri, Pesantren Tahfidz Maskanul Huffadz menghadirkan sejumlah masyaikh ahli Al-Qur’an untuk memberikan bimbingan langsung. Program ini menjadi langkah strategis pesantren dalam menjaga mutu bacaan sesuai kaidah tajwid dan tradisi talaqqi bersanad. Salah satunya cabang Pengkaderan Da’i Qur’an (PDQ) Bintaro.
Para santri PDQ mendapat kesempatan belajar langsung secara tatap muka bersama Syaikhah Asma’ Naseer Deeb Al Ra’i, seorang hafidzah asal Palestina sekaligus pemegang sanad Qira’ah Asyroh. Momen berharga ini disambut dengan penuh antusias, rasa syukur, dan kebahagiaan oleh para santri.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih diberikan kesempatan belajar langsung dengan Syaikhah. Ini adalah pengalaman pertama saya bisa talaqqi langsung bersama pakarnya,” jelas Annisa Batubara, salah satu santri PDQ angkatan dua.
Program ini direncanakan berlangsung selama enam bulan dengan metode pembelajaran talaqqi. Para santri dikumpulkan dalam halaqah besar untuk menyimak sekaligus menirukan bacaan Syaikhah. Selain itu, mereka juga mendapatkan pendalaman materi melalui halaqah kecil, di mana setiap santri berkesempatan melakukan setoran secara bergiliran dan menerima koreksi langsung dari Syaikhah.
Selama proses pembelajaran, para santri juga mendapatkan penguatan materi tahsin di setiap pertemuan. Materi tersebut meliputi ilmu tajwid, pengenalan makhrajul huruf, sifat huruf, serta peningkatan kelancaran bacaan. Target akhirnya, para santri diharapkan mampu menuntaskan bacaan 30 juz sesuai standar ilmu tajwid. Seluruh materi yang telah dipelajari akan diujikan pada akhir program.
Meskipun baru beberapa hari program berjalan, hasil pembelajaran sudah terlihat signifikan. Berdasarkan penuturan dari beberapa Musyrifah, perubahan bacaan para santri sudah mulai terjaga, kesalahan bacaan mulai berkurang, dan kepercayaan diri santri atas bacaannya mulai tampak.
“Manfaat terbesar saya dapatkan semakin memahami bacaan Al-Qur’an yang benar. Meskipun masih butuh pembiasaan yang rutin untuk bisa lebih sempurna lagi dalam melafalkan huruf hijaiyah. Ditambah dengan pembawaan Syaikhah yang humoris dalam mengajar, terutama ketika memuji bacaan santri dengan ungkapan ‘mantap, keren, bagus,’ sehingga pembelajaran menjadi semkin asyik,” ungkap Nurrahmi, santri PDQ.
Membaca Al-Qur’an sesuai standar ilmu tajwid merupakan komponen yang sangat penting. Tajwid menjadi aturan dasar yang menentukan benar atau salahnya bacaan Al-Qur’an. Dengan adanya program talaqqi bersama masyaikh ini, diharapkan kualitas bacaan santri Maskanul Huffadz semakin terjaga sesuai kaidah yang benar.