Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Tanggal 22 Oktober 1945 menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari yang menandai perjuangan santri dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah. Istilah Resolusi Jihad lahir sebagai wujud kontribusi nyata santri terhadap bangsa, membuktikan bahwa santri tidak hanya berfokus pada aktivitas belajar di pesantren, tetapi juga turut berjuang membela tanah air.

Di era modern ini, semangat resolusi jihad bagi santri abad ke-21 dapat dimaknai melalui tiga pilar utama yaitu, jihad intelektual, jihad digital, dan jihad sosial-ekonomi.

  1. Jihad Intelektual

Jika dahulu perjuangan dilakukan di medan tempur, kini jihad santri diwujudkan melalui penguatan intelektual. Santri diharapkan tekun belajar dan mampu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kompetensi dan wawasannya.

Santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai Al-Qur’an dan kitab kuning, tetapi juga teknologi dan informasi. Dengan wawasan yang luas, dakwah santri tidak lagi terbatas di mimbar, melainkan dapat menjangkau dunia global.

  1. Jihad Digital dan Media Sosial

Era digital membawa tantangan baru berupa perang pemikiran dan penjajahan ideologi melalui arus informasi yang begitu cepat dan terbuka. Meskipun memberikan banyak manfaat, kemajuan ini juga berpotensi menimbulkan penyimpangan nilai keislaman dan kebangsaan.

Santri memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan tersebut, yakni dengan menebarkan kebenaran dan nilai keilmuan melalui pemanfaatan media digital secara bijak.

Seperti yang dilakukan Pesantren Maskanul Huffadz, yang aktif mengedukasi masyarakat lewat konten-konten positif dan wawasan keislaman di media sosial. Upaya ini menjadi bentuk nyata jihad digital di era informasi.

  1. Jihad Sosial dan Ekonomi

Berdasarkan data, hanya sekitar 44,2 persen pesantren di Indonesia yang telah mandiri secara ekonomi, sementara sisanya masih bergantung pada donasi. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk mandiri dan produktif.

Kemandirian ekonomi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pesantren dan santri untuk berwirausaha, mengembangkan potensi, serta membangun ekosistem pesantren yang kuat dan berdaya saing.

Melalui momentum Hari Santri Nasional, diharapkan lahir generasi santri yang cerdas, berintegritas, dan mandiri, sehingga dari pesantren akan tumbuh kekuatan baru dalam menebarkan manfaat bagi agama, bangsa, dan dunia.

Leave a Reply