MASKANULHUFFADZ.COM – Peringatan Hari Santri Nasional 2025, Maskanul Huffadz angkat tema Langkah Santri Jaya Negeri, Membela Palestina dengan Hati dan Aksi.
Perayaan Hari Santri ini berlangsung sejak pukul 06.30 WIB hingga sore, pada Rabu, 22 Oktober 2025 di Aula Maryam Maskanul Huffadz Bintaro. Momentum ini menjadi ajang untuk meneguhkan semangat kemanusiaan, kepedulian, serta cinta para santri kepada saudara seiman di Palestina.
Ustadz Muhammad Abdul Aziz Al Muttaqi, selaku Supervisi Kepesantrenan, menegaskan pentingnya peran santri dalam membangun negeri dan membela kemanusiaan.
“Dari pesantren kita dididik dengan ilmu dan akhlak. Kita harus bangga menjadi santri, karena dari sinilah lahir pejuang yang berilmu, beriman, dan berakhlak. Santri harus punya aksi dan kontribusi nyata sebagai bentuk cinta kepada saudara-saudara kita, termasuk di Palestina,” tuturnya.
“Kami dari cabang Cirende mengangkat tema cosplay, Pejuang Perempuan yang Bermujahadah di Palestina. Kami mengangkat tema ini untuk mengubah persepsi orang kalau semua orang bisa berkontribusi untuk Palestina termasuk Perempuan. Palestina mengajarkan perempuan itu tidak lemah, ia juga bisa berjuang contohnya mereka rela mengorbankan hidupnya untuk negaranya. Begitu juga dengan peran santri, mereka harus bisa punya semangat juang yang tinggi,” tambah Naura Aqila, santri cabang Cirende.Kegiatan dimulai dengan apel santri, dilanjutkan dengan cosplay kreativitas santri dan kajian bersama Syaikh Ahmad Abdul Aziz.
Peran Santri untuk Palestina
Dalam sesi pertama ini, para santri dan hadirin diajak untuk mengenang perjuangan rakyat Palestina dan meneladani keteguhan iman mereka, dan ditutup dengan penggalangan dana sebagai wujud aksi solidaritas untuk Palestina.
Syaikh Ahmad Abdul Aziz dalam kajiannya menekankan peran penting santri dalam menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap Palestina.
“Palestina adalah negari yang dipenuhi keberkahan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an. Cinta kepada Palestina harus diwujudkan dengan ilmu dan aksi. Sebagai santri caranya dengan bersemangat dalam menuntut ilmu, dan selayaknya selama proses itu diniatkan untuk jihad,” ujarnya.
Dalam nasehat beliau, Syaikh juga mengajak para santri untuk bersemangat dalam belajar. Tujuannya agar dengan ilmu yang dimiliki tersebut dapat dikontribusikan untuk menyuarakan kebenaran. Bisa dimulai dari hal kecil seperti mengedukasi masyarakat tentang Palestina dan boikot produk yang berafiliasi dengan musuh Islam.
Lebih lanjut, pada sesi kedua setelah shalat Zuhur acara dilanjutkan dengan ajang kreativitas penampilan dari setiap cabang. Mereka menampilkan dengan spektakuler, kreatif, dan kolaboratif. Salah satunya, kolaborasi penampilan drama Palestina dari cabang Ikhwan PDQ dan santri Lil Athfal.
Momentum Hari Santri ini menjadi ajang untuk kembali meneguhkan peran santri bagi agama dan masyarakat, serta menumbuhkan solidaritas antar sesama terutama pada Palestina. Semoga dengan adanya Hari Santri ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang peran kita sesama umat Islam.