MASKANULHUFFADZ.COM – Pesantren Maskanul Huffadz kembali mencatat sejarah penting dalam dunia literasi Islam dengan menghadirkan Prof. Dr. Nahla Shabary Al-Saidi, Penasehat Grand Syaikh Al-Azhar sekaligus wanita pertama dalam sejarah seribu tahun lembaga ilmu tertua di dunia, sebagai keynote speaker dalam Internasional Webiner, Bedah Buku Vol.1, Kamis (31/10).
Prof. Dr. Nahla juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ulum Islamiyah Al-Azhar dikenal luas atas kiprahnya dalam memperkuat peran perempuan di bidang pendidikan dan dakwah Islam. Ia bahkan tercatat sebagai salah satu dari 50 tokoh paling berpengaruh di Mesir.
Kajian Literasi Internasional Bersama Grand Syaikh
Dalam kesempatan tersebut, kajian membahas buku karya Dr. Nahla yang berjudul “Nisa’ Musyriqat”. Buku ini terdiri dari tiga jilid dan telah diterbitkan dalam versi bahasa Arab dan Inggris. Pada pertemuan perdana ini, peserta mengkaji jilid pertama yang mengangkat kisah lima sahabat perempuan yang hidup di sekitaran Rasulullah SAW, yaitu Siti Hajar, Asiyah, Aminah, Sumayyah, dan Ummu Umarah.
Sebelum materi utama disampaikan oleh Dr. Nahla, Umma Oki Setiana Dewi memberikan pengantar yang membangkitkan semangat bagi para perempuan. Beliau menyampaikan bahwa kehadiran sosok seperti Dr. Nahla menjadi bukti nyata bahwa Al-Azhar memberi ruang luas bagi perempuan untuk berkhidmat di dunia pendidikan Islam.
“Bisa mendengarkan langsung ceramah dari beliau adalah kesempatan emas. Dr. Nahla adalah sosok besar dan penting yang menunjukkan bagaimana perempuan dapat berkontribusi dalam keilmuan dan dakwah,” ujar Umma Oki.
Dalam pengantarnya, Umma Oki juga menyoroti keteladanan lima tokoh perempuan yang dibahas dalam buku tersebut.
“Siti Hajar mengajarkan keteguhan dan keyakinan penuh pada Allah, Asiyah menunjukkan keistiqamahan dalam menjaga iman, Aminah menjadi teladan ibu salehah yang melahirkan manusia mulia, Sumayyah simbol keteguhan iman, dan Ummu Umarah contoh keberanian luar biasa,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Nahla dalam pemaparannya menekankan relevansi beberapa tokoh hebat tersebut dalam kehidupan modern.
“Siti Hajar mengajarkan bahwa dalam situasi paling sulit sekalipun, Allah selalu hadir dalam kehidupan kita. Mengajarkan tawakal yang kuat dan membarenginya dengan ikhtiar. Orang yang bertawakal dengan benar akan sukses dan menjadi wasilah kebaikan bagi banyak orang,” ungkapnya.
Dr. Nahla yang juga merupakan pimpinan Al-Azhar khusus untuk mahasiswa asing itu, menegaskan pentingnya membangun hubungan yang kuat dengan Allah sebagai dasar kesuksesan hidup.
Kajian ini disambut antusianisme oleh para santri, kalangan pelajar, dosen, dan masyarakat umum. Pada sesi akhir kajian ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta. Kabar baiknya, kajian literasi internasional ini akan dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
Dengan kehadiran sosok ulama besar seperti Dr. Nahla, kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan santri dan peserta. Tetapi juga menegaskan peran Maskanul Huffadz sebagai pusat literasi Islam yang menjembatani keilmuan lokal dan global.










