Skip to main content

MASKANULHUFFADZ.COM – Ayah dalam keluarga adalah sosok yang sangat berperan penting. Memang, kebanyakan masyarakat beranggapan peran ibulah yang paling berpengaruh terhadap anak-anaknya. Namun, tidak dapat dipungkiri ayah juga mempunyai peran penting dalam tumbuh kembangnya anak. Berdasarkan hasil statistic jumlah keluarga di Indonesia mencatat 20,9 persen anak mengalami fatherless.

Fenomena yang merambat keseluruh lapisan masyarakat. Rata-rata fenomena ini dipengaruhi oleh anggapan ayah hanya berperan sebagai pencari nafkah, sehingga banyak anak di Indonesia tidak mendapat peran ayah yang seutuhnya.

Dalam menanggapi hal ini, 14 abad yang lalu Al-Quran telah menjawab problema yang akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Berikut penjelasan Al-Qur’an tentang karakter dan peran seorang ayah:

  1. Yusuf ayat 4-5

Dalam ayat ini dikisahkan tentang seorang Yusuf kecil yang bercerita dengan ayahnya tentang mimpi melihat sebelas bintang dan bulan yang bersujud kepadanya. Ada empat pesan yang dijelaskan di dalam ayat ini:

Pertama, kedekatan seorang ayah dengan anaknya. Hal ini tergambar dari bagaimana keterusterangan anak terhadap ayah yang menyiratkan komunikasi yang baik dan terbuka dari seorang anak dengan ayahnya.

Kedua, komunikasi yang terbangun dengan kasih sayang dan rasa hormat. Dalam redaksi ayat disebutkan, pemanggilan ayah dengan kata “yaa abati” yang mengandung makna sebuah panggilan yang lebih halus dan penuh sentuhan emosional cinta dan rasa hormat yang mendalam. Sedangkan panggilan anak dengan sebutan “yaa bunayya” maknanya ungkapan yang menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang dari pengguna panggilannya.

Ketiga, ayah menjadi pendengar yang baik bagi anak. Meskipun yang diceritakan adalah mimpi, Nabi Yaqub   merespon   cerita   anaknya   bukan hanya penuh kasih sayang, tetapi dengan memberikan perhatian terhadap cerita yang disampaikan putranya. Ia mendengarkan dengan serius dan memberi respon dengan antusias.

Keempat, menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Dalam ayat ini Nabi Yaqub mengetahui bagaimana sifat dari setiap anaknya. Sehingga saat Nabi Yusuf menceritakan mimpi tersebut padanya ia paham tindakan terbaik yang harus dilakukan agar anak-anaknya tidak ada rasa iri dan permusuhan satu dengan yang lain.

  1. Yusuf ayat 17-18

Dua ayat tersebut menjelaskan tentang komunikasi saudara Nabi Yusuf dengan ayahnya, setelah menyelesaikan misinya mencelakakan saudaranya Yusuf. Dengan meyakinkan ayahnya bahwa Nabi Yusuf hilang karena diterkam serigala dengan membawa bukti baju yang dilumuri darah kambing. Meskipun, Nabi Yaqub tidak percaya serratus persen dengan penjelasan mereka, tetapi Nabi Yaqub memilih sabar, tidak cepat marah menghadapi anaknya sebelum ia mendapatkan bukti yang lebih akurat untuk mematahkan penjelasan dari anak-anaknya.

Dari kisah ini, diajarkan bahwa sebagai ayah harus bisa menjaga emosi dan mengikhtiarkan kebenaran sebelum memutuskan sebuah tindakan.

Inilah beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang ayah dan calon ayah dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Jangan sampai komunikasi dan emosional yang buruk mempengaruhi hubungan antara ayah dan anak, tentunya hal ini akan berdampak pada kerenggangan dalam keluarga.

Wallahu a’lam…

Leave a Reply