MASKANULHUFFADZ.COM – Setahun kerja memenuhi target dan capaian, terkadang kita merasakan over lelah, baik kelelahan fisik, emosional dan mental. Kondisi ini dikenal burnout, yaitu kelelahan kronis yang disebabkan stres yang berkepanjangan. Burnout terjadi ketika individu mengalami ketidakseimbangan antar tuntutan pekerjaaan dan sumber daya yang dimiliki, sehingga menyebabkan perasaan lelah, sinisme, dan penurunan efektivitas kerja. Burnout juga didefinisikan dengan kelelahan akibat tekanan pekerjaan yang terus-menerus dan tidak mampu mengatasi beban tersebut.
Ciri-ciri kondisi burnout ini ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas hari-hari, gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, berat badan turun dratis, sulit konsentrasi, dan pikiran untuk bunuh diri.
Adapun pemicu burnout ini tidak hanya kelelahan fisik namun faktor pemicu terbesar kondisi psikologi dan emosional. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, espektasi yang tidak realistic, serta kurangnya penghargaan dan pengakuan. Selain itu, juga dipengaruhi kurangnya waktu untuk diri sendiri dan tidak adanya aktivitas yang menyegarkan jiwa sehingga hal ini semakin memperburuk kondisi.
Faktor lainnya, lingkungan toksik, tekanan sosial, persaingan tidak sehat, kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau rekan kerja. Self esteem yang rendah juga membuat seseorang rentan burnout terlebih jika ia merasa tidak cukup baik dan tidak memenuhi espektasi orang lain. Begitu sebaliknya, dukungan dari orang terdekat seperti keluarga inti, teman, dan komunitas menjadi faktor protektif yang membantu seseorang menghadapi tekanan hidup.
Menanggapi hal ini, islam memberikan solusi mengatasi burnout, tiga cara yang diajarkan, di antaranya:
-
Menyadari Hak Tubuh
Tubuh tidak sekedar wadah tetapi amanah dari Allah yang harus dijaga, jika hak tubuh tidak terpenuhi sama dengan menzhalimi. Anjuran ini dijelaskan dalam hadis Rasulullah berikut:
إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ.
Artinya:
Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak atasmu, dirimu juga punya hak atasmu, dan keluargamu pun punya hak atasmu. Maka berikanlah kepada setiap yang punya hak, haknya,” (HR Muslim).
Hadis ini menggambarkan bahwa islam menerapkan prinsip keseimbangan. Rasulullah menegaskan bahwa segala aspek kehidupan itu harus dijalankan secara proporsional, baik hak untuk Allah, diri, keluarga, maupun masyarakat. Keseimbangan ini merangkap kebutuhan spiritual, fisik, dan sosial.
Malahan islam dengan tegas menjelaskan bahwa burnout itu terjadi saat dalam hidup ada aspek keseimbangan yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, menjaga tubuh dengan istirahat, makan yang cukup, dan relaksasi bukan kemewahan, tapi bentuk syukur dan bagian dari ketaatan yang dianjurkan Rasulullah.
-
Meditasi dengn Zikir dan Doa
Zikir dan doa adalah kegiatan self care terbaik yang ditawarkan sebagai media penyembuhan. Melalui zikir dapat menenangkan hati, menjernihkan pikiran, dan menentramkan jiwa. Adapun doa merupakan ruang curhat seorang hamba pada sang pencipta.
Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Ar-Rad ayat 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
Ayat ini menjelaskan zikir merupakan sarana menyucikan dan menenangkan hati. Menekankan bahwa hati yang terpaut dengan dunia, hanya akan menggelisahkan, menimbulkan cemas, dan ambisi yang tak terkendali.
Disinilah fungsi zikir dan doa berperan sebagai spiritual retreat, tempat jiwa berdiam saat dihadapkan dengan hiruk pikuk kehidupan. Ketenangan yang melahirkan kondisi batin yang dapat diraih dengan dekat pad Allah.
-
Menciptakan Suasana Positif dengan Senyum
Dalam Islam senyum bukan sekedar ekspresi wajah tetapi bagian dari etika sosial dan spiritual yang mendorong terciptanya suasana hati yang positif dan ringan.
Dalam konteks burnout, suasana yang tegang dan penuh tekanan menjadi faktor pemicunya. Karena itu, membiasakan senyum dapat membantu meredakan ketegangan, mencairkan atmosfer, dan menjadi terapi emosional yang sederhana namun efektif.
Dengan demikian, dalam menghadapi burnout tidak harus menunggu solusi besar. Islam menwarkan jalan-jalan sederhana dalam mengatasinya yakni, menjaga hak tubuh, menyucikan hati dengan zikir dan doa, dan menebarkan senyum antar sesama. Dengan menerapkan tiga langkah ini, kita tidak hanya merawat diri, tetapi juga memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama. Sehingga burnout menjadi pintu keseimbangan hidup yang utuh.









