MASKANULHUFFADZ.COM – Keluarga merupakan fase yang menjadi pondasi dalam rentetan perjalanan kehidupan. Keberadaan peran orang tua dalam keluarga merupakan dambaan dari setiap anak. Setiap orang tua baik Ayah maupun Ibu mempunyai peranannya masing-masing, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,bahwa orang tualah yang menjadikan anaknya sebagai Muslim, Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
Meskipun, dalam menjalankan perannya Ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya, namun Ayah adalah kepala sekolah dalam bangunan tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri Ayah punya peran besar terhadap tumbuh kembang anaknya terutama dalam ketauhidan kepada Allah.
Peran dan Kewajiban Ayah
Al-Quran sudah menjelaskan dengan tegas peran dan kewajiban seorang Ayah bagi anak dan keluarganya, hal ini dijelaskan dalam Quran surah Luqman 12-14, berikut:
وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ ١٢وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕ اِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ ١٣وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ ١٤
Artinya: “Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji (12) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (13) Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu. hanya kepada aku kembalimu (14).”
Baca Juga: Panggilan Ayah dalam Islam
Berdasarkan analisis konteks pendidikan makna dari redaksi yaa bunayya memiliki 4 makna, di antaranya:
1. Panggilan kasih sayang dari orang tua terhadap anak yang mengandung nasihat dalam menanamkan nilai pendidikan. Dalam ayat ini dijelaskan cara yang dilakukan Luqman dalam mendidik anaknya dengan menasehati secara berkesinambungan.
2. Panggilan orang tua kepada anaknya yang sudah memasuki usia produktif. Hal ini dijelaskan dalam Quran surah As-Saffat ayat 100-102 yang didalamnya terdapat hikmah dari kisah Ibrahim saat memanggil anaknya Ismail.
رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ١٠٠فَبَشَّرۡنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيۡمٍ ١٠١فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰىؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ
Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh (100) Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail) (101) Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar (102).”
Dari kisah Ibrahim tersebut terdapat pelajaran bahwa seorang Ayah harus sering meluangkan waktunya untuk berkomunikasi dengan anaknya. Sampai seketika Allah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, dalam kondisi seperti ini Ibrahim mendiskusikan terlebih dahulu tanpa paksaan pada anaknya meskipun itu perintah dari Allah.
3. Panggilan bagi anak yang mempunyai akhlak mulia serta hubungan yang erat dengan orang tuanya. Penyebutan ini diambil dari hikmah yang terkandung dalam Quran surah Yusuf ayat 5. Berisi tentang Nabi Ya’qub yang memiliki panggilan khusus saat memanggil anaknya Yusuf yang menunjukkan bahwa anaknya Yusuf mempunyai akhlak mulia.
4. Panggilan ketulusan dan penuh cinta dari orang tua kepada anaknya, meskipun anaknya tidak beriman kepada Allah. keterangan ini Allah sampaikan dalam kisah Nabi Nuh pada Quran surah Hud ayat 42-43 yang didalamnya terdapat hikmah saat Nabi Nuh menjalankan perannya sebagai orang tua. Ia mengajak Kan’an untuk tidak bersama orang-orang kafir dan meninggalkan lingkungan kafir, namun Kan ‘an menolak.
Tetapi Nabi Nuh sebagai seorang Ayah terus mengingatkannya sampai ajal menjemput. Meskipun putranya tidak patuh namun Nabi Nuh tidak pernah meninggalkannya. Kasih sayang Nabi Nuh tidak pernah berkurang dan ia terus menyeru Kan‘an dengan lembut memakai panggilan cinta dan sayang (yabunayya).
Peran Ayah dalam Mendidik Anak dalam Al-Quran dan Hadis
Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumuddin menjelaskan bahwa anak merupakan amanah Allah yang dititipkan kepada kedua orang tuanya. Jiwa anak yang suci itu bagaikan permata yang mulia dan sangat sederhana, belum diukir dan dibentuk dengan bentuk dan rupa apapun.
Disini jelas Ayah mempunyai peran penting dalam menjaga kesucian anaknya. Selain hal itu Ayah juga memiliki kewajiban utama untuk anak-anaknya, sebagaimana yang terdapat dalam hadis dari Abi Hurairah:
“Sesungguhnya Rasulullah SAW berkata: Kewajiban orang tua terhadap anak adalah membaguskan namanya dan mendidik adabnya,” (HR Al-Bazzar).
عن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: مُرُوا أولادَكم بالصلاةِ وهم أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، واضْرِبُوهُمْ عليها، وهم أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ في المَضَاجِعِ
Artinya: “Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ia berkata: Rasulullah SAW. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan),” (HR Abu Daud).
Dari dua hadits tersebut disimpulkan bahwa ada 4 kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu:
1. Memberikan nama yang baik
2. Memberikan pendidikan akhlak yang baik
3. Memberikan pendidikan ibadah seperti melaksanakn shalat.
4. Memberikan pendidikan sosial seperti memisahkan tempat tidur bagi anak laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: 9 Peran Ayah dalam Al-Quran
Sementara itu, dalam tafsir Ibnu Katsir dan Al-Misbah terhadap Quran surah luqman ayat 13 dijelaskan bahwa, Luqman mendidik anaknya dengan memperkenalkan Allah sebagai Al-Khalik (pencipta) dan mengajarkan bagaimana akhlak yang baik kepada buah hatinya. Berawal dari bagaimana cara bertakwa kepada Allah, mengerjakan kewajiban seperti ibadah shalat, saling memberi nasehat dan membantu satu sama lain, tetap bersabar, hingga tercerminkan akhlak yang baik di saat berkomunikasi dengan teman dan masyarakat.
Kesimpulan:
Agama Islam mengajarkan bahwa seorang Ayah mempunyai peran yang besar dalam keluarganya. Tidak hanya sekedar memberikan nafkah, tempat tinggal dan pendidikan yang baik. Namun, Ayah berperan dalam membentuk aqidah yang lurus dan akhlak yang baik sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadis.
Wallahu A’lam