Skip to main content

Ketika membaca judul tersebut, mungkin terbesit di sebagian benak pembaca satu atau dua prasangka buruk. Maka ketahuilah bahwa para sahabat pun sempat demikian. Namun mereka lalu mencari kebenarannya sebagaimana pembaca yang mengunjungi artikel ini dan membacanya sampai selesai.

Dijamin, alasannya menjadi tamparan untuk kita semua.

Diceritakan bahwa Umar bin Khattab pernah terlambat shalat Subuh di Madinah. Para sahabat, yang menunggunya mengimami, mulai berpikir bahwa beliau mungkin ketiduran. Sehingga hari itu, beliau digantikan Abdulrahman Ibn Auf.

Setelah salat, para sahabat pergi untuk memeriksa Umar bin Khattab di rumahnya.

Namun, sesampainya di sana, istrinya berkata bahwa Umar pergi pada malam hari untuk memeriksa penduduk Madinah dan belum kembali.

Mendengar keterangan tersebut, para sahabat kemudian berpencar dan mulai mencarinya di jalan-jalan Madinah.

Mereka menemukan Umar tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. Mereka lalu membangunkannya. Begitu bangun beliau langsung bertanya, “Apakah matahari sudah terbit?”

“Belum,” jawab para sahabat.

Maka beliau segera berwudhu dan shalat.

Usai mengerjakan salat, para sahabat yang heran bertanya, “Apa yang terjadi?”

Beliau menceritakan bahwa ketika sedang berjalan-jalan memeriksa orang-orang, beliau mendengar seorang wanita membaca ayat,

وَٱلطُّورِ ۝ وَكِتَـٰبࣲ مَّسۡطُورࣲ ۝ فِی رَقࣲّ مَّنشُورࣲ ۝ وَٱلۡبَیۡتِ ٱلۡمَعۡمُورِ ۝ وَٱلسَّقۡفِ ٱلۡمَرۡفُوعِ ۝ وَٱلۡبَحۡرِ ٱلۡمَسۡجُورِ ۝ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَ ٰ⁠قِعࣱ

“Demi gunung (Sinai) dan demi sebuah Kitab yang tertulis, pada lembaran yang terbuka, demi Baitulma’mur (ka’bah), demi atap yang ditinggikan (langit), demi lautan yang penuh gelombang. Sungguh adzab Tuhanmu pasti terjadi.” (QS. Ath-Thur/52:1-7)

Maka Umar berkata, “Aku merasa bahwa hukuman datang kepadaku sehingga aku tidak menyadari bahwa aku pingsan sampai kalian datang dan membangunkanku.”

Orang-orang itu memiliki hubungan dan hubungan yang hebat dengan Allah dan Kitab-Nya. Jika kita tidak merinding saat membaca kitab Allah, atau hati kita tidak tergerak saat membaca Al-Qur’an Ketahuilah bahwa hati kita telah menjadi keras.

Na’udzubillahi min dzalik.

Sumber: onepathnetwork.com

Leave a Reply