Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:”Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya – (HR. Bukhari)
Apa panggilanmu untuk wanita paling berjasa ini? Ibu? Mama? Bunda? Bukanlah ketiganya memiliki makna yang serupa. Berbeda dengan bahasa Indonesia, panggilan untuk ibu dalam bahasa Arab masing-masing memiliki makna tersendiri. Apa saja? Berikut ulasan singkatnya:
امي (Ummii)
Lafadz dengan tambahan ya di belakang akar kata ummu memiliki arti ibuku. Panggilan ini digunakan untuk menunjukkan penghormatan.
ُأُمّاه (Ummah)
Sama seperti ummi, namun panggilan ini lebih menunjukkan kesopanan. Panggilan ini biasanya bersanding dengan baba.
موي (Muuya)
Sama seperti panggilan buya untuk ayah, muya merupakan panggilan yang menunjukkan rasa sayang dari anak kepada ibunya ataupun karena ilmu yang dimiliki sang ibu.
امت (Amati)
Nah, bagi kamu yang ingin memanggil atau dipanggil dengan menggabungkan rasa hormat sekaligus kasih sayang, amati bisa digunakan. Panggilan ini bersanding dengan abati, panggilan ayah dari Nabi Yusuf kepada Nabi Ya’kub. Sedangkan ummu kurang tepat jika digunakan sebagai panggilan. Penggunaan ummu haruslah diikuti mudhof ilaih (yang disandarkan).
Contoh : Ummu Zahroh, Ummu Fudhail, Ummu Amaroh, dll.
Nah, dari keempat pilihan itu, kamu mau dipanggil apa, nih? 😉