Skip to main content

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah. (Fushshilat: 33)

Shalat 5 waktu adalah kewajiban, rukun Islam kedua, tiang agama ini, demikian pentingnya shalat bagi setiap muslim. Dengan mendirikannya, dosa-dosa kecil seorang muslim di antara setiap waktu shalat diampuni dan ditinggikan kedudukannya derajat demi derajat.

Belum lagi ditambah sunnah-sunnah dan keutamaan bila dikerjakan berjamaah, bayangkan betapa banyak pahala orang yang mengajak mengerjakan shalat. Itulah peluang besar yang tidak disia-siakan oleh muadzin. Dengan suara yang lantang dan merdu, mereka mengajak bukan satu-dua orang, melainkan ribuan orang.

Bahkan dikatakan dalam hadits,

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

“Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada begitu banyak hadits keutamaan dan kemuliaan yang didapatkan muadzin, diantaranya:

1. Mendapatkan Banyak Saksi Kebaikan

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari No. 609)

2. Didoakan Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ mendoakan para imam dan muadzin,

اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمّةَ وَاغْفِرْ لِلَمْؤَذِّنِيْنَ

”Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud No. 517 dan At-Tirmidzi No. 207)

Dipertegas lagi dengan hadits dari Al Barra’ bin ‘Adzib, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada orang-orang di saf awal, dan muazin itu akan diampuni dosanya sepanjang radius suaranya. Dan dia akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun benda kering. Dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang salat bersamanya.” (HR. Ahmad dan An-Nasai)

3. Dibanggakan oleh Allah

يَعْجَبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِى غَنَمٍ فِى رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذِّنُ بِالصَّلاَةِ وَيُصَلِّى فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِى هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلاَةَ يَخَافُ مِنِّى فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِى وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ

“Tuhanmu takjub kepada seorang penggembala domba di puncak bukit gunung, dia mengumandangkan adzan untuk shalat lalu dia shalat. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah hambaKu ini, dia mengumandangkan adzan dan beriqamat untuk shalat, dia takut kepadaKu. Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i)

4. Menjadi Orang yang Dipercaya Allah

الإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الأَئِمَّةَ وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ

“Imam adalah penjamin dan muadzin adalah orang yang dipercaya. Ya Allah, luruskanlah para imam dan ampunilah muadzin.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Baca Juga: Sejarah Adzan: Jalan Tengah dari Allah Biar Nggak Ganggu

5. Mendapatkan Ampunan

الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ

“Muadzin diampuni sejauh jangkauan adzannya. Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya memohonkan ampunan untuknya.” (HR. Ahmad)

6. Mendapatkan Pahala Shalat

وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ

“Muadzin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang shalat bersamanya.” (HR. An Nasa’i)

7. Dipanjangkan Lehernya di Hari Kiamat

Dilansir dari NU Online, orang Arab biasanya menggunakan kata “panjang leher” sebagai tamsil pemimpin. Sementara Ibnul ‘Arabi berpendapat, maknanya ialah orang yang paling banyak amalannya.

الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Para muadzin adalah orang yang berleher panjang pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

Dengan mengetahui banyaknya kemuliaan dan pahala yang didapat seorang muadzin, hendaknya seorang muslim yang dianugerahi suara yang lantang dan merdu memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya. Bahkan tidak jarang kita mendengar bahwa adzan menjadi perantara seseorang menerima hidayah. (8/3/22)

Leave a Reply