Masih dari Islam Itu Indah, setelah Ustadz Maulana, Maskanul Huffadz untuk kedua kalinya kedatangan Ustadzah Lulung. Tahun lalu beliau mengisi kajian bakda tarawih dengan menyampaikan hadits perumpamaan jalan yang lurus.
Ustadzah Oki, Pimpinan Pesantren Tahfidz Maskanul Huffadz, dalam sambutannya mengenang kehadiran beliau Ramadhan tahun lalu. Saat itu Gedung Maryam belum rampung, hanya bisa digunakan separuhnya. Proses pembangunan juga masih sangat terlihat saat memasuki area shalat.
Berkat bantuan para donatur, gedung 4 tingkat tersebut kini telah selesai. Ratusan santri kini merasakan manfaatnya, teritama pada saat Ramadhan seperti ini.
Dengan pembawaan yang santai dan menghibur, Ustadzah Lulung menyampaikan satu hadits yang menjadi pengingat bagi jamaah khususnya santri. Berikut haditsnya:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ زِيَادِ بْنِ لَبِيدٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَالَ وَذَاكَ عِنْدَ أَوَانِ ذَهَابِ الْعِلْمِ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ يَذْهَبُ الْعِلْمُ وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَنُقْرِئُهُ أَبْنَاءَنَا وَيُقْرِئُهُ أَبْنَاؤُنَا أَبْنَاءَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا ابْنَ أُمِّ لَبِيدٍ إِنْ كُنْتُ لَأَرَاكَ مِنْ أَفْقَهِ رَجُلٍ بِالْمَدِينَةِ أَوَلَيْسَ هَذِهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ فَلَا يَنْتَفِعُونَ مِمَّا فِيهِمَا بِشَيْءٍ
Telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari Salim bin Abu Al Ja’d dari Ziyad bin Labid ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan sesuatu. Dan itu ketika hilangnya ilmu.” Zaid bin Labid melanjutkan, “Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ilmu akan hilang sementara kami selalu membaca Al Qur`an dan membacakannya kepada anak-anak kami, kemudian anak-anak kami pun membacakannya kepada anak-anak mereka hingga datangnya hari kiamat?” beliau menjawab, “Bagaimana kamu ini wahai Ibnu Ummu Labid! Sungguh, aku melihatmu termasuk orang yang paling fakih di Madinah. Bukankah orang-orang Yahudi dan Nashrani membaca Taurat dan Injil, akan tetapi apa yang terdapat dalam kedua kitab itu tidak sedikitpun bermanfaat bagi mereka.” (HR. Ahmad 1724)
Berdasarkan hadits tersebut, Ustadzah Lulung menjelaskan bahwa ilmu akan hilang jika tidak diamalkan. Sebagaimana nasihat Imam Al Ghazali kepada muridnya dalam Kitab Ayyuhal Walad, beliau menyampaikan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya: “Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya.”
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya meminta perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan).” (HR. Muslim no. 2722)
Terakhir, Ustadzah Lulung berpesan agar para santri fokus mempelajari Al-Quran. Tidak perlu iri dengan kesuksesan orang di luar sana. “Apapun yang kita inginkan, semua ada di Al-Quran,” ucap beliau. (4/4/2022)