maskanulhuffadz.com – Penceramah kondang yang kerap dipanggil ustadz pantun, dijadwalkan hadir dalam mengisi ceramah ba’da tarawih pada Ramadhan ke-12 di Maskanul Huffadz (3/4).
Pada pertemuan tersebut Ustadz Taufiqurrahman menyampaikan materi tentang empat kunci sukses yang diajarkan oleh para sahabat dan Rasulullah, yang disingkat dengan sebutan 4I.
- Ilmu
Al-Kahf ayat 109
قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا
“Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”
Ayat tersebut menjelaskan bahawasanya ilmu Allah itu sangat luas sedangkan ilmu manusia sangat sedikit, maka manusia dianjurkan untuk terus menggali ilmu sebanyak-banyaknya.
Para ulama mengisyaratkan perbandingan antara ilmu manusia dengan ilmu Allah itu seperti celupan air lautan dengan sebatang jarum, maka setetes air yang terangkat jarum maka sebanyak itu ilmu manusia, sedangkan lautan adalah ilmu Allah.
Lebih lanjut dalam kalimatnya Imam Syafi’i memberikan nasehatnya “Barangsiapa yang tidak belajar di waktu mudanya, bertakbirlah 4 kali atas kematiannya”.
Seperti inilah kemarahan Imam Syafi’i terhadap pemuda yang membuang waktu luangnya namun tidak dimanfaatkan untuk belajar, Imam Syafi’i seolah menyuruh pemuda tersebut untuk memilih mati saja.
- Iman
Qs. An-nur ayat 51
اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Ayat ini mengisyaratkan kepada pelajar untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan senantiasa patuh dengan perintah guru, seperti kisah Ali Bin Abi Thalib tidak hanya memiliki ilmu yang banyak sehingga dijuluki gerbang pengetahuan tetapi juga punya ketakwaan yang bagus kepada Allah dan Rasulnya.
Hal ini terbukti saat beliau menggantikan Rasul di ranjang tidurnya sebagai misi penyelamatan dari para kafir quraisy, mereka mengepung rumah rasul dengan persenjataan yang lengkap.
Keberanian Ali Bin Abi Thalib tersebut membuktikan ketaqwaannya kepada perintah Rasul, yang ikhlas mati demi keselamatan Rasul.
- Ikhlas
Qs. Al- Bayyinah ayat 5
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
Kalimat singkat dari Ustadz Taufiqurrahman “ segala sesuatu yang dilakukan dengan niat karena Allah, akan menghasilkan pahala di dalamnya, namun saat niat bukan karena Allah hanya kekecewaan yang akan didapatkan”.
- Istiqamah
Qs.Fushilat ayat 30-32
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.
نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍ ࣖ
Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Balasan untuk keistiqomahan tersebut dijelaskan Qs. Al-Ahqaf ayat 13-14
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqomah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati.
اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Pendirian yang kokoh itu tidak akan goyah dengan seberat apapun tantangan dan hambatannya, itulah yang disebut istiqomah.
Istiqomah adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan, saat kebaikan tidak terorganisir secara berkelanjutan maka dia akan putus ditengah jalan dan akhirnya hanya kegagalan yang diperoleh.
Di Akhir materi Ustadz Taufiqurrahman menutup dengan pesan kalau Allah sudah turun tangan terhadap urusan kehidupan kita maka semua akan mudah, karena Allah langsung yang menjamin kehidupan kita.
Harapannya dengan tausiyah Ustadz Taufiqurrahman tersebut bisa menambah semangat santri dalam belajar serta tidak mudah menyerah dengan tantangan yang diperoleh dalam proses meraihnya (4/4).