Skip to main content

maskanulhuffadz.com – Dalam memeriahkan Ramadhan 1444 H, Maskanul Huffadz menggelar kegiatan shalat tarawih berjamaah seluruh santri dan pengurus di aula Maryam. Setelah itu agenda dilanjutkan dengan tausiyah tokoh ba‘da tarawih (4/4).

Pada Ramadhan ke-14 ini ketua MUI Ustadz KH.M.Cholil Nafis,M.A.,Ph.D menjadi pemateri dengan tema “Kemauan dan Niat Besar”.

Dalam tausiyahnya Ustadz Cholil Nafis mengawali dengan ungkapan arab “Himmatu Rijal Tahdimul Jibal” artinya semangat pemuda itu mampu menghancurkan gunung yang tinggi.

Kalimat singkat tersebut langsung membakar semangat para santri dalam menyimak lanjutan materi. Menurut tuturan Ustadz Cholil Nafis seorang santri itu seperti Mujahidin .

Lebih lanjut ia menjelaskan mujahid itu berasal dari kata Ijtihad, Jihad dan Mujahidin. Ijtihad artinya perencanaan (pemikiran awal), karena adanya perencanaan maka diperoleh jalan.

Setelah jalan ditemukan, proses selanjutnya awali perencanan dengan niat karena Allah, tidak ada upaya yang sia-sia dan tidak menghasilkan manfaat selagi niat baik.

Sedangkan Jihad artinya bersungguh-sungguh dalam menggapai sesuatu tanpa lelah, dan Mujahidin artinya orang yang sedang menjalankan proses perjuangan tersebut.

ANTUSIAS: Santri Semangat Mendengarkan Materi Ustadz KH.M.Cholil Nafis,M.A.,Ph.D

Ustadz Cholil Nafis juga menyampaikan pesan lain, dalam mencapai cita-cita kita harus berhusnudzon kepada Allah, seperti kisahnya Siti Hajar yang mencarikan minum untuk anaknya Ismail.

Saat nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar di lembah gersang beliau berpesan yakinlah bahwa kekuasaan Allah adalah keniscayaan. Allah selalu menolong hamba-Nya yang sedang dilanda kesusahan.

Janji tersebut yang menguatkan hati Siti Hajar saat Ismail menangis kehausan, Setelah berkeliling mencari air dari bukit Shafa ke Marwa, dengan bolak-balik hingga tujuh kali.

Namun, usahanya sia-sia, di tengah kegelisahan dan keputusasaan Siti Hajar memohon kepada Allah agar diberikan yang terbaik untuk kehidupannya dan Ismail.

Setelah itu, Allah memberikan mukjizat-Nya, kaki Ismail mulai bergerak-gerak, dan tumitnya mengeluarkan air yang deras, dan air tersebut terus mengalir hingga sekarang (zam-zam).

Pada akhir tausiyah malam itu, Ustadz Cholil Nafis menutup dengan closing statement “ Saat cita-cita tercapai yakinkan dalam hati, bukan kita yang mampu tapi Allah memampukan.”

Harapannya dengan motivasi dari Ustadz Cholil Nafis tersebut memberikan ghirah kepada jamaah untuk terus semangat dalam mewujudkan cita-cita.”

Leave a Reply