maskanulhuffadz.com – Sabtu kemarin praktisi neuparenting skill sekaligus konsultan penanggulangan narkoba Dr. Aisyah Dahlan,C.MHt.,CM.NLP yang popular dengan sapaan ibu Aisyah, menyambangi pesantren Maskanul Huffadz (8/4).
Tema yang diangkatnya “Menguatkan Cinta Menuju Mahabbatullah,” materi yang disampaikannya itu sangat relevan dengan permasalahan yang dirasakan oleh jamaah terutama santri.
Tujuan materi ini diangkatkan ialah untuk memberikan pengenalan dasar tentang kepribadian seseorang terutama lawan jenis.
Dalam penyampaian materinya Ibu Aisyah membahas kajian sains dalam Al-Quran terutama seputar otak dan hati yang merupakan pusat perasaan.
Secara ilmiah “Cinta merupakan pikiran dan perasaan yang memperhatikan, menyukai, menyayangi secara mendalam dan penuh kasih sayang.” Ujar ibu Aisyah
Allah menciptakan otak manusia itu seperti jaringan listrik, yang dikenal dengan sistem otak, cara kerjanya segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan oleh tubuh manusia akan tersampaikan pada otak dan hasilnya disebut memori, agar sambungan dalam sistem otak tersebut menjadi kuat maka dibutuhkan pengulangan.
Dalam otak Allah menyiapkan satu tempat untuk meletakkan cinta yang disebut kelenjar pituitary, didalamnya terdapat hormon cinta, bahagia, kasih sayang, dan rasa nyaman. Dan untuk mengeluarkannya bisa dengan cara senyum yang seimbang.
Lebih lanjut dijelaskan, sistem respon tubuh manusia dipengaruhi oleh hati kemudian ditransfer ke dalam otak, seperti dijelaskan dalam HR.Bukhari Muslim
“Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.”
Sebelum mengakhiri kajiannya ibu Aisyah memberikan beberapa perbedaan sistem otak antara perempuan dan laki-laki, diantaranya:
“Seorang laki-laki mempunyai hipotalamus atau pusat keamanan lebih besar 2 kali dari perempuan, hal ini menyebabkan laki-laki memiliki sikap suka menjaga, melindungi, mengayomi lebih kuat dari perempuan.”
Harapannya dengan mengenal perbedaan ini bisa saling menghargai antar sesama, seperti dijelaskan Al-Quran ali-imran 36:
“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.”